Desa di tiga Kecamatan di Kabupaten Temanggung yaitu Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat, Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran dan Desa Kundisari Kecamatan Kedu, penduduknya sebagian besar secara turun temurun bermata pencaharian bersumber dari mengolah tanah menjadi suatu kerajinan yaitu Batu-Bata, Genteng dan Gerabah. Namun di lima tahun terakhir ini biaya produksi semakin tinggi, harga semakin tidak kunjung naik (statis), bahan baku semakin sulit diperoleh, dan persaingan semakin tinggi. Tren yang sedang naik daun adalah batu-bata lokal semakin tersisih dengan bata pabrikan salah satunya bata hebel harga lebih murah, pemasangan lebih mudah dan cepat, Genteng lokal juga semakin kalah bersaing dengan genteng pabrikan seperti halnya;
- Genteng polycarbonate; bahanya ringan, mudah dipasang, dan tahan lama juga tahan air, angin, dan api.
- Genteng spandek; terbuat dari campuran aluminium, seng, dan bahan silikon. Perpaduannya membuat genteng tidak mudah retak atau pecah saat diinjak dari atas. Kelebihan ini yang membuatnya aman dari cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai angin kencang.
- Genteng keramik; Genteng keramik memiliki nilai estetika yang tinggi dan cocok untuk rumah bergaya modern. Genteng ini tahan lama, mudah dibersihkan, dan tersedia dalam berbagai warna dan motif yang menarik. Genteng keramik juga mampu meredam suara bising dari luar sehingga cocok untuk wilayah perkotaan.
Keadaan tersebut membuat pengrajin genteng dan batu-bata lokal semakin suram, karena semakin tidak memberikan harapan baik utamanya harga produksi dan harga jual tidak sesuai bahkan sering mengalami kerugian, sehinggi dari data pengrajin genteng dan bata yang tadinya di Desa Kebumen sekitar 80 KK sekarang tinggal 20 puluhan KK, di Desa Tegowanuh yang tadinya lebih dari 300 san KK sekarang tinggal 70 an KK, dan di Desa Kundi Sari yang tadinya lebih dari 60 an sekarang tinggal puluhan pengrajin. Kondisi tersebut semakin memicu bertambahnya pengangguran di Kabupaten Temanggung.
Ditengah tengah kondisi yang kurang baik bagi masyarakat Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat, ada seorang inventor dan mantan pengrajin genteng mencari solusi untuk memecahkan masalah. Dengan bekal pengalamannya seorang inventor yang bernama Rochman mencoba membuat bata tempel/bata dinding/bata hias. Berkat usaha kerasnya secara bertahap dari bulan kebulan dan setahunan lebih tampak menunjukan hasilnya dan akhirnya saudaranya mengikuti jejaknya untuk membuat bata tempel yang sekarang di Kenal Dengan BATAKINGDOM.
Melihat keberhasilan inventor akhirnya BUMDesa Lancar Manunggal Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat menggandeng kerjasama untuk memberikan modal agar ikut membantu mengentaskan kemiskinan dan membuka tenaga kerja di Desa Kebumen.
Ditahun 2023 BATAKINGDOM mendapatkan sertifikasi merek dari Kemenkumham dan hingga sekarang, BATAKINGDOM semakin dipercaya lebih dari 7 (tujuh) PT. Menjalin kerjasama dalam pemasaran dan permintaan BATAKINGDOM, diantaranya; 1. PT. WIKA, 2. PT. WASKITA, 3. PT. NINDIKARYA, 4. PT. PRAVITA MULIA, 5. PT. KANG JAKARTA, 6. PT. BRANTAS (IKN), 7. PT. SUKSES MAKMUR.
Didesa Kebumen Kecamatan Pringsurat sampai dengan sekarang sudah ada 20 orang pengusaha yang mempunya 48 mesin cetak dan mampu produksi sebanyak 700 m2 dengan harga setiap @m2 Rp 80.000,-, setiap tahunnya lebih dari 1000 orang pelanggan yang membelinya dengan rata-rata mampu menjual 450.000 m2/th, dan menyerap tenaga kerja lebih dari 150 (seratus lima puluh) orang yang sebagian besar adalah yang tercata sebagai keluarga miskin dan usianya lebih dari 50 tahun. ASN