Temanggung. Bertempat di Ruang Rapat Sindoro Bappeda, Gedung Bappeda Lantai 2, telah berlangsung acara Paparan Analisis Situasi Pembangunan Manusia (ASPM) dengan Metode Baru Kabupaten Temanggung Tahun 2016. Paparan dihadiri oleh kurang lebih 80 (delapan puluh) peserta, yang berasal dari SKPD-SKPD terkait, Instansi dan Lembaga Vertikal terkait, 24 Puskesmas se Kabupaten Temanggung, Kepala BPS Kabupaten Temanggung beserta jajarannya, dan juga 20 (dua puluh) KSK Kecamatan se Kabupaten Temanggung. Paparan dibuka oleh Kepala Bidang Statistik dan Litbang Bappeda, Dr. Danang Purwanto pada pukul 09.45 WIB, disambung dengan sambutan dan sekilas tentang IPM oleh Kepala BPS Kabupaten Temanggung, Dwi Agus Priyanto, S.Sos.
Paparan disampaikan oleh Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Temanggung, Deddy Indriatmoko, S.Si. Dalam paparannya, beliau menyampaikan 4 (empat) point yaitu mengenai metodologi IPM baru, gambaran umum, analisis situasi pembangunan manusia, dan kesimpulan dari publikasi ASPM ini. Perbedaan yang mendasar antara metode perhitungan IPM dulu dan sekarang berada pada rata-rata hitung dan rata-rata ukur. IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks pengeluaran. Indeks Komponen perhitungan IPM berdasar pada tiga dimensi, yaitu dimensi Kesehatan, dimensi Pendidikan, dan dimensi Pengeluaran.
Menurut dimensi kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Temanggung dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan, dan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Temanggung, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan. Rasio ketergantungan Kabupaten Temanggung, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan.
Menurut dimensi kesehatan, pada tahun 2015 angka kesakitan laki-laki di Kabupaten Temanggung mencapai 15,51 % sedangkan angka kesakitan perempuan adalah sekitar 13,68 %, sehingga angka kesakitan laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Angka kesakitan pada tahun 2015 merupakan angka kesakitan yang paling tinggi sepanjang 4 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan status kesehatan pada tahun 2015. Salah satu indikator pemanfaatan fasilitas dan pelayanan kesehatan adalah banyaknya penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat jalan ke fasilitas kesehatan.
Menurut dimensi ketenaga kerjaan, pada tahun 2015 sebanyak 40 % penduduk yang bekerja di Kabupaten Temanggung terserap dalam sektor pertanian. Sebagian besar penduduk yang bekerja berada pada sektor internal yaitu mencapai 74 - 82 % dalam rentang waktu 2011 sampai dengan 2015.
Menurut dimensi ekonomi, pada tahun 2015 ini perkembangan nilai PDRB Adhb dan Adhk di Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 juga mengalami kenaikan dibanding pada tahun sebelumnya.
Kondisi IPM Kabupaten Temanggung terus meningkat selama tahun 2010-2015. Pada tahun 2015, IPM Kabupaten Temanggung telah mencapai 67,07. IPM Provinsi Jawa Tengah tumbuh lebih cepat dibanding IPM Indonesia. IPM Provinsi Jawa Tengah tumbuh rata-rata 1,03 % per tahun, sementara IPM Indonesia tumbuh rata-rata 0,91 % per tahun. Kabupaten Temanggung di tahun 2015 mencapai IPM 67,07 dengan kecepatan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 1,27 menempati peringkat ke-4 se Jawa Tengah. Jika kondisi ini dipertahankan dan selalu ditingkatkan maka sekitar 6 atau 7 tahun yang akan datang, Kabupaten Temanggung akan mencapai IPM kategori tinggi. Kabupaten Temanggung tumbuh tercepat nomor 4 dibawah Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, dan Kota Tegal.
Paparan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan saran masukan. Paparan ditutup pada pukul 12.15 WIB. (Lra/Stl)