Masyarakat Kabupaten Temanggung sebagian besar mata pencaharian penduduknya bergantung dengan pertanian dengan berdomisili dilereng-lereng Pegunungan Sumbing, Sindoro dan Prau. Keberadaan wilayah dan kultur sosial masyarakat yang heterogen tentunya menjadi tantangan dan perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam menyusun strategi pembangunan yang berkelanjutan, dimana keberadaan wilayah yang berada dipegunungan mempunyai potensi tinggi rawan bencana, kalau tidak dijaga pelestarian lingkungan alamnya.
Kondisi lahan di wilayah Kabupaten Temanggung dari tahun ketahun menunjukkan semakin meningginya lahan kritis, sumber-sumber mata-air yang mulai berkurang dimana hal ini diakibatkan karena budidaya pertanian yang kurang ramah lingkungan, terutama yang berada di lereng gunung Sumbing, Sindoro dan Prahu. Tentunya para petani diwilayah tersebut secara psikologis tentunya tidak mau begitu saja dikatakan sebagai penyebab timbulnya permasalahan meningginya lahan kritis, karena merekapun butuh untuk meningkatkan ekonomin guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Tantangan meningkatnya lahan kritis adalah menjadi permasalahan yang sangat krusial karena dengan semakin banyaknya lahan lahan kritis akan semakin meningkatkan permasalahan baru lainnya, diantaranya permasalahan lahan longsor, ketersediaan air semakin berkurang, ketersediaan O2 semakin berkurang, ekosistem alam tidak seimbang yang akan mengakibatkan binatang/hewan liyar bermunculan dimasyarakat yang berpotensi menjadi hama pertanian sepertihalnya binatang ekor panjang (kera) dan binatang lainnya. Sehingga penyelesaian masalah tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga perlu adanya komunikasi, konsultasi, koordinasi, duduk bersama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait.Dari berbagai pertimbangan atas kesepakatan bersama antara pemerintah, masyarakat, komunitas, dan stakeholder terkait lahirlah Inovasi Sabuk Gunung.
Sabuk Gunung adalah merupakan suatu inovasi Kabupaten Temanggung yang berupa suatu gerakan dalam upaya untuk pelestarian alam , menghidupkan mata air yang telah kering, menanaggulangi tanah longsor, menjaga ekosistem alam dan meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan gunung sumbing, sindoro dan prau dan merupakan program jangka panjang.
Luas lahan kritis di Kabupaten Temanggung seluas 10.218.59 ha yang terseber di 20 (dua puluh) Kecamatan, adapun luas lahan kritris yang terluas berada di Kecamatan Kledung dengan luas 1.772.34 ha.
Inovasi Sabuk Gunung diluncurkan dengan maksud untuk mendorong semua elemen pemerintah dan masyarakat agar termotivasi semangat dan peduli dalam berpartisipasi menjaga pelestarian lingkungan, agar alam kabupaten temanggung tetap terjaga dan terhindar dari krisis air bersih, serta menanggulangi dari bahaya tanah longsor.
Gerakan sabuk gunung di mulai dengan penanaman tanaman konservasi sejuta pohon, dimana tanaman ini diperoleh dari pemerintah, FTJSLP, Masyarakat, dan Relawan yang ditanam di lereng Sindoro, Sumbing dan Prau.
Dalam rangka untuk mempercepat informasi terkait Inovasi Sabuk Gunung Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Pendidikan dan Olah Raga agar Sabuk Gunung dimasukan dalam materi media pembelajaran kearifan lokal di SD/MI dan SMP/MTs, dan melalui kerjasama dengan para Ulama, Tokoh Agama untuk menjadi materi dalam dakwah baik melaui pengajian-pengajian selapanan, khutbah jumat ataupun pertemuan-perteman masyarkat lainnya.
Peran Pentahelix dalam Inovasi SABUK GUNUNG antara lain :
a. Pemerintah
Fasilitasi terkait dengan kerjasama, publikasi, pelatihan, penganggaran dan pembinaan,
b. Media
Mendukung dalam publikasi kegiatan melalui berta media maupun video konten
c. Masyarakat
Mitra kerjasama, Relawan, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Karang Taruna dan ormas lainnya.
d. Pelaku Usaha
TJLP/CSR.
e. Sekolah dan Akademisi
Penelitian dan pengembangan, penguatan SDM, Publikasi dan KKN.