Detail Berita

Berdasarkan Perbub No. 77 Tahun 2019 RSUD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Kemudian berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, Jabatan Fungsional Perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, salah satunya adalah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien.

<!-- x-tinymce/html -->Adapun permasalahan yang ada antara lain:

  1. Perbedaan daya ingat dan kemampuan perawat dalam memberikan materi edukasi;
  2. Belum adanya panduan materi dan media edukasi perawatan Bayi BBLR secara menyeluruh;
  3. Banyaknya intervensi keperawatan mempengaruhi fokus perawat;
  4. Materi perawatan bayi BBLR pada media online RSUD Temanggung yang belum lengkap,;dan
  5. Pemberian edukasi perawatan bayi pada Form Assesmen Awal pemberian edukasi pasien interdisiplin dan discharge planning banyak yang tidak terisi.

<!-- x-tinymce/html -->Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu-isu yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Perawat di RSUD. Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di RSUD terdapat isu yang menjadi perhatian, yaitu Kurang Optimalnya Pemberian Edukasi pada Ibu/Keluarga Bayi tentang Perawatan Bayi dengan BBLR(Berat Bayi Lahir Rendah) di Ruang PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung. Bayi BBLR memerlukan perawatan yang khusus dibandingkan dengan bayi berat lahir normal, mengingatkomplikasi pada bayi BBLR lebih banyak dibanding pada bayidengan BBL normal. Pendidikan kesehatan di ruang PICU-NICU sudah dilakukan namun belum secara menyeluruh terkait dengan perawatan pada bayi dengan BBLR. Media edukasi sudah tersedia berupa leaflet namun leaflet tersebut tidak memuat tentang keseluruhan perawatan yang ada pada bayi BBLR (Hanya Khusus di leaflet KMC “Kangoro Mother Care”, ASI Eksklusif, Diare). Media Leaflet tersebutjuga jarang digunakan Perawat sebagai media edukasi. Edukasi hanya dilakukan secara lisan. Sementara Leaflet hanya diletakkan di papan promosi kesehatan yang ada di depan ruangan dekat pintu masuk. Perawat bahkan lupa untuk menganjurkan keluarga pasien membaca leaflet yang telah disediakan. Sedangkan panduan materi khusus perawatan bayi BBLR secara menyeluruh belum tersedia. Sehingga sebagai gagasan pemecahan isu tersebut dilakukan optimalisasi pemberian edukasi pada ibu/keluarga bayi tentang perawatan bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dengan menggunakan lembar balik sebagai panduan dan media edukasi di Ruang PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.

<!-- x-tinymce/html -->Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya tersedianya panduan materi edukasi perawatan bayi BBLR di berupa Lembar Balik dan pemberian edukasi telah dilakukan dengan materi yang terstruktur menggunakan media Lembar Balik, serta adanya buku monitoring pemberian edukasi dan pengetahuan antara keluarga pasien satu dengan yang lainnya dan materi yang didapatkan sama/seragam.

<!-- x-tinymce/html -->Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

<!-- x-tinymce/html --><!--[endif]-->1. Kondisi sebelum yaitu:

  • Belum ada panduan materi edukasi berupa Lembar Balik tentang Perawatan Bayi BBLR di Rumah;
  • Belum ada media edukasi tentang perawatan bayi BBLR di rumah;
  • Perawat di ruang PICU-NICU belum mengetahui akan tersedianya Lembar Balik Perawatan Bayi BBLR untuk panduan dan media edukasi perawat kepada ibu/keluarga bayi dengan BBLR;
  • Pemberian edukasi kepada Ibu/Keluarga bayi tentang perawatan bayi BBLR belum dilakukan secara terstruktur dan seragam;
  • Belum ada lembar monitoring pemberian edukasi oleh perawat; dan
  • Edukasi diberikan kepada perawat secara lisan dan materi yang diberikan tidak terstruktur. Materi yang didapat oleh keluarga pasien terbatas pada masalah apa yang terjadi pada pasien, sehingga untuk pengetahuan materi lainnya yang juga penting diberikan tidak tersampikan.

2. <!-- x-tinymce/html -->Kondisi sesudah yaitu:

  • Tersedianya panduan materi untuk edukasi perawatan bayi BBLR di rumah berupa Lembar Balik;
  • Tersedianya media edukasi perawatan bayi BBLR di rumah berupa Lembar Balik;
  • Perawat ruang PICU-NICU mengetahui akan tersedianya Lembar Balik Perawatan Bayi BBLR untuk dijadikan sebagai panduan dan media saat melakukan edukasi kepada ibu/keluarga bayi;
  • Pemberian edukasi kepada ibu/keluarga bayi telah dilakukan dengan materi yang terstruktur menggunakan media Lembar Balik;
  • Adanya buku monitoring pemberian edukasi kepada keluarga pasien oleh perawat tentang perawatan bayi BBLR di rumah; dan
  • Edukasi diberikan kepada perawat secara lisan dan tulisan materi yang diberikan terstruktur dan menyeluruh, sehingga pengetahuan antara keluarga pasien satu dengan yang lainnya sama dengan meteri yang didapatkan sama/seragam.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain:

  1. Membuat Lembar balik tentang Perawatan Bayi dengan BBLR;
  2. Mensosialis asikan program Pendkes kepada perawat ruang PICUNICU melalui meeting morning;
  3. Melakukan Pendidikan Kesehatan Perawatan Bayi dengan BBLR kepada ibu/keluarga dengan menggunakan Lembar Balik sebagai panduan dan media perawat;
  4. Monitoring pelaksanaan Penddidikan Kesehatan kepada perawat ruangan; dan
  5. Melakukan evaluasi Optimalisasi Pemberian Pendidikan kesehatan oleh perawat tentang perawatan bayi BBLR.