Detail Berita

Permen PANRB No. 29 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan Ahli Pertama menyebutkan bahwa tugas Analis Ketahanan Pangan Ahli Pertama diantaranya peningkatan mutu/pola konsumsi pangan masyarakat, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan sebagai akibat menurunnya mutu, gizi dan keamanan pangan serta pembinaan dan pengembangan penganekaragaman produk pangan.

Adapun permasalahan yang ada antara lain:
1) Kurangnya koordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan; 
2) Kurangnya kerjasama dan dukungan antar dinas yang terkait; 
3) Belum adanya pusat informasi terkait konsultasi pemanfaatan hasil Tani Pekarangan; 
4) Belum tersedianya media informasi tentang pengelolaam keuangan untuk CPMI; 
5) Belum tersedianya materi sosialisasi terkait pemanfaatan dan pengolahan hasil Tani Pekarangan untuk pemenuhan nutrisi; dan 
6) Belum adanya database terkait pemanfaatan hasil Tani Pekarangan.

Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu-isu yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Analis Ketahanan Pangan di Bidang Pangan dan Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung. Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di DKPPP Temanggung, terdapat isu yang menjadi perhatian, yaitu belum optimalnya pemanfaatan program Tani Pekarangan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi prevalensi stunting di Kecamatan Kranggan. Pemanfaatan dan pengolahan hasil Tani Pekarangan yang ditujukan untuk pemenuhan nutrisi masyarakat masih belum maksimal. Hal ini berimbas pada tidak menurunnya atau bahkan meningkatnya angka prevalensi stunting. Diharapkan adanya pemanfaatan hasil Tani Pekarangan untuk pemenuhan nutrisi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi Stunting. Sehingga sebagai gagasan pemecahan isu tersebut dilakukan optimalisasi pemahaman kelompok tani dalam pemanfaatan hasil tani pekarangan melalui sosialisasi dengan menggunakan media edukatif sebagai salah satu upaya mengurangi prevalensi stunting di Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya tersedianya materi sosialisasi dalam bentuk leaflet cetak (40 eksemplar) dan presentasi powerpoint terkait pemanfaatan dan pengolahan hasil tani pekarangan untuk pemenuhan nutrisi rumah tangga sebagai salah satu upaya penurunan stunting sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman serta menjadi bahan untuk edukasi yang lebih luas.

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:
Kondisi sebelum yaitu:

  • (Tidak tersedianya perencanaan kegiatan dan identifikasi wilayah terkait pemanfaatan tani pekarangan guna mendukung penurunan stunting; 
  • Belum tersedianya materi sosialisasi yang spesifik berkaitan antara pemanfaatan hasil tani pekarangan terhadap upaya penurunan stunting; 
  • Belum adanya komunikasi dan koordinasi dengan penyuluh BPP terkait penanganan stunting melalui pemanfaatan hasil tani pekarangan; 
  • Belum tersusunnya setiap bahan informasi atau materi sosialisasi dalam sebuah wadah penyimpanan digital yang open akses; 
  • Belum terlaksanakanya sosialisasi terkait pemanfaatan hasil tani pekarangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang dapat menjadi salah satu upaya menunurkan prevalensi stunting; dan 
  • Belum ada catatan dan data yang terukur.

Kondisi sesudah yaitu: 

  • Tersedianya perencanaan kegiatan melalui sosialisasi dan identifikasi lokus stunting terkait pemanfaatan hasil tani pekarangan; 
  • Tersedianya materi sosialisasi yang spesifik berkaitan antara pemanfaatan hasil tani pekarangan terhadap upaya penurunan stunting; 
  • Adanya komunikasi dan koordinasi dengan penyuluh BPP terkait penanganan stunting melalui pemanfaatan hasil tani pekarangan; 
  • Tersusunnya bahan informasi atau materi sosialisasi dalam sebuah wadah penyimpanan digital yang open akses; 
  • Terlaksananya sosialisasi terkait pemanfaatan hasil tani pekarangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang dapat menjadi salah satu upaya menurunkan prevalensi stunting; dan 
  • Adanya catatan terkait berjalannya kegiatan, adanya masukan serta koreksi terhadap kegiatan.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain:

  1. Membuat perencanaan kegiatan dan identifikasi lokus yang akan dilakukan sosialisasi terkait pemanfaatan hasil Tani Pekarangan;
  2. Membuat materi sosialisasi terkait pemanfaatan dan pengolahan hasil Tani Pekarangan untuk pemenuhan nutrisi; 
  3. Melakukan koordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan; 
  4. Melakukan digitalisasi materi sosialisasi kedalam media penyimpanan yang mudah diakses (Google Drive); 
  5. Melaksanakan sosialisasi terkait pemanfaatan dan pengolahan hasil Tani Pekarangan; dan 
  6. Melakukan evaluasi terkait kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan pengolahan hasil Tani Pekarangan.

Inovasi ini memiliki tujuan mendorong pemanfaatan hasil Tani Pekarangan untuk pemenuhan nutrisi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi Stunting.

Inovasi ini memberikan manfaat:

  1. Terlaksananya salah satu tupoksi bidang yang sejalan dengan program Pemerintah Pusat dan Badan Pangan Nasional terkait pemanfaatan lahan pekarangan untuk pemenuhan konsumsi rumah tangga sebagai salah satu upaya penurunan stunting;
  2. Adanya pemahaman dan pengetahuan oleh Kelompok Wanita Tani terkait pentingnya pemanfaatan dan pengolahan hasil tani pekarangan sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta konsumsi rumah tanggan sebagai upaya bersama untuk mencegah dan menurunkan angka prevalensi stunting;
  3. Tersedianya materi sosialisasi bagi penyuluh pertanian terkait pemanfaatan fan pengolahan hasil tani pekarangan yang dapat dimanfaatkan lebih luas kepada kelompok tani yang lain.