Detail Berita

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 69 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan, tugas sebagai Epidemiolog Kesehatan di Puskesmas Kranggan yaitu melakukan kegiatan epidemiologi kesehatan yang terdiri dari epidemiologi manajerial, surveilans epidemiologi, kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah kesehatan, monitoring dan evaluasi program, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa, manajemen data epidemiologi, kajian epidemiologi dan penyebarluasan informasi epidemiologi. 

 

Beberapa permasalahan yang masih terdapat di Puskesmas Kranggan antara lain (1) angka penemuan kasus TBC di wilayah kerja Puskesmas Kranggan masih rendah, (2) masih adanya kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kranggan, (3) rendahnya cakupan penemuan diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kranggan, (4) masih tingginya stunting di wilayah kerja Puskesmas Kranggan, dan (5) rendahnya cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kranggan.

 

Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu-isu dari permasalahan yang ada menggunakan metode APKL dan USG sehingga dapat disimpulkan bawah isu strategis yang perlu diselesaikan adalah rendahnya cakupan penemuan diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung. Hal ini disebabkan oleh pelaporan kasus diare balita dari kader belum maksimal, belum ada pedoman untuk kader dalam melakukan skrining kasus diare balita, surveilans aktif kasus diare belum maksimal dan masih ada lingkungan yang tidak bersih. Oleh karena itu, dibuatlah inovasi berupa Implementasi SIPEKAD (Surveilans Aktif dan Pendampingan Kader) untuk Peningkatan Penemuan Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung.

 

Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya terdapat formular skrining kasus diare balita, terdapat media komunikasi informasi berupa poster di Medsos serta buku saku (e-book) bagi kader yang dapat mengoptimalkan kegiatan sosialisasi, penjaringan maupun evaluasi kasus diare balita di Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung.  

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

  1. Kondisi sebelum yaitu (a) belum adanya formular skrining kasus diare balita, sehingga kasus diare balita yang ada di desa tidak tercatat dan terlaporkan, (b) belum adanya media komunikasi, informasi dan edukasi berupa poster dan buku saku kader berupa e-book yang tersebar di media Instagram Puskesma atau secara langsung diketahui kader, (c) kegiatan penyuluhan dan pemutaran video belum ada sehingga proses penyuluhan belum optimal dan kurang menarik, (d) belum optimalnya pelaksanaan kegiatan sosialisasi terkait kasus diare balita pada kader Posyandu Puskesmas Kranggan, (e) belum optimalnya pelaksanaan penjaringan kasus diare balita di posyandu dikarenakan hasilnya belum tercatat dan terlaporkan serta belum termonitoring dengan baik, dan (f) tidak ada evaluasi terkait surveilans aktif dan pendampingan kader posyandu balita.
  2. Kondisi sesudah yaitu (a) tersedianya formular skrining diare balita di posyandu berguna untuk mencatat kasus diare balita yang terjadi di posyandu sehingga mengurangi kasus diare balita yang tidak terlaporkan, (b) tersedianya poster dan buku saku kader berupa e-book sebagai media penyebaran edukasi penyakit diare balita, media KIE poster dan buku saku kader digunakan pula sebagai alat untuk kader dalam surveilans aktif diare, (c) terlaksananya penyuluhan dan pemutaran video mengenai skrining diara balita dan pentingnya menjaga lingkungan rumah sehingga dalam penerimaan materi lebih mudah dipahami audience, (d) sosialisasi surveilans aktif dan pelaksanaan penjaringan kasus diare balita melalui Surveilans Aktif dan Pendampingan Kader (SIPEKAD) sehingga menambah wawasan kader posyandu dalam melakukan skrining di Posyandu, (e) implementasi pelaksanaan penjaringan kasus diare balita melalui Surveilans Aktif dan pendampingan kader sehingga penjaringan kasus yang dilakukan di posyandu dapat menemukan kasus baru diare balita sekaligus mencatat kasus-kasus yang potensial tidak terlaporkan, dan (f) adanya evaluasi surveilans aktif dan pendampingan kader posyandu balita karena kegiatan surveilans aktif dan pendampingan kader telah dilaksanakan.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1) membuat formular skrining kasus diare balita, (2) membuat media komunikasi, informasi dan edukasi berupa postes medsos dan buku saku kader (e-book), (3) membuat video edukasi mengenai skrining diare balita dan pentingnya menjaga lingkungan rumah, (4) melaksanakan kegiatan sosialisasi pada kader posyandu balita mengenai skrining kasus diare balita, (5) melakukan penjaringan kasus diare balita bersama kader di posyandu balita melalui SIPEKAD, dan (6) evaluasi kegiatan surveilans aktif dan pendampingan kader posyandu balita.

 

Tujuan dari inovasi ini adalah meningkatkan penemuan kasus diare balita sehingga mencapai target bulanan penemuan kasus yaitu 1 bulan mendapatkan 16 kasus.

Manfaat:

  1. Bagi masyarakat : Kegiatan skrining kasus diare balita bermanfaat untuk masyarakat desa se-wilayah kerja Puskesmas Kranggan khususnya untuk masyarakat Desa Kranggan, Pendowo, Klepu, Sanggrahan dan Gentan dengan pelaksanaan SIPEKAD memberikan manfaat pada peningkatan kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan Kesehatan. Kemudian dengan ditemukan kasus diare balita sejak dini dapat mencegah anak mengalami kesakitan yang lebih parah.
  2. Bagi kader Posyandu : Bagi Kader Kesehatan kegiatan SIPEKAD dapat memberikan refreshing wawasan penyakit diare yang selama ini sudah terlupakan akibat adanya Pandemi Covid-19. dengan pelatihan siswa diharapkan ada peningkatan kapasitas bagi siswa untuk melakukan survey jentik dan mengetahui penyakit demam berdarah
  3. Bagi Bidan Desa dan Tenaga Promkes Puskesmas : Manfaat bagi bidan Desa se-wilayah kerja Puskesmas Kranggan dan petugas promosi kesehatan, ikut dalam sumbangsih memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan rumah sehingga terhindar dari Penyakit Diare Balita

Hasil Inovasi:

  • Terdapat formular skrining diare balita yang dibagikan kepada kader di 36 Posyandu sewilayah Puskesmas Kranggan (36 lembar)
  • Terdapat poster di medsos dan buku saku kader berupa e-book
  • Terdapat video skrining diare balita dan pentingnya menjaga lingkungan (dapat dilihat di youtube untuk videro pentingnya menjaga lingkungan)
  • Meningkatnya pengetahuan kader mengenai skrining diare balita melalui pre test dan post test.
  • Dalam proses penjaringan kasus, ditemukan sebanyak 19 kasus baru diare balita, kemudian ditemukan 7 kasus diare balita melalui laporan di Puskesmas dengan total kasus.
  • Hasil evaluasi surveilans aktif dan pendampingan kader posyandu balita ditemukan 26 kasus diare balita dengan survei evaluasi untuk kegiatan sosialisasi, kegiatan pendampingan, desain poster, desain buku saku dan video edukasi