Detail Berita

Dalam rencana inovasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas Temanggung ini telah ditetapkan isu-isu dengan enviromental scanning, dengan sumber isu dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Rencana inovasi yang akan dilaksanakan juga disesuaikan dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK), serta sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan penulis di Puskesmas Temanggung adalah Belum terdapat sistem pelaporan penyakit potensial KLB di Puskesmas Temanggung, Tingginya kesenjangan nilai Angka Bebas Jentik (ABJ) dari hasil Penyelidikan Epidemiologi Lapangan dengan hasil laporan bulanan dari kader G1R1J di wilayah kerja Puskesmas Temanggung, Tingginya angka Insiden Rate (IR) DBD di Puskesmas Temanggung, Kurang optimalnya Pelaporan, Pengolahan dan analisis data surveilans PenyakitMenular (Penyakit dalam SKDR dan Indikator P2 Puskesmas) di Puskesmas Temanggung, dan Belum lengkapnya form penyelidikan epidemiologi penyakit dalam SKDR di Puskesmas Temanggung. 
Isu ditetapkan menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Analisis tersebut bertujuan untuk menetapkan kualitas isu. Setelah dilakukan analisis kualitas isu dan diperoleh lebih dari satu isu yang memenuhi syarat, maka dilakukan penilaian kualitas isu menggunakan USG (Urgency,Seriousness, dan Growth) untuk menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan-gagasan kreatif yang akandituangkan dalam bentuk kegiatan.

Dari analisis APKL di atas, dihasilkan 3 isu surveilans peringkat teratas di Puskesmas Temanggung :

  • Tingginya kesenjangan nilai Angka Bebas Jentik (ABJ) dari hasil Penyelidikan Epidemiologi Lapangan dengan hasil laporan bulanan dari kader G1R1J di wilayah kerja Puskesmas Temanggung
  • Belum terdapat sistem pelaporan penyakit potensial KLB di Puskesmas Temanggung
  • Tingginya angka Insiden Rate (IR) DBDdi Puskesmas Temanggung

Berdasarkan analisis APKL, diperoleh 3 isu yang memenuhi syarat, sehingga perlu dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat Urgency (kegawatan), Seriousness (keseriusan), dan Growth (tingkat pertumbuhan suatu isu). Urgency berarti seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness berarti seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth berarti seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. 
Berdasarkan urutan prioritas identifikasi isu dengan metode USG, isu dengan skor tertinggi yaitu “Tingginya Kesenjangan Nilai Angka Bebas Jentik (ABJ) dari Hasil Penyelidikan Epidemiologi Lapangan Dengan Hasil Laporan Bulanan dari Kader G1R1J di Wilayah Kerja Puskesmas Temanggung”.

Tujuan inovasi ini adalah untuk mengoptimalkan pemantauan jentik melalui pemberdayaan kader gerakan satu rumah satu pemantau jentik (G1R1J).

Adapun kegiatan ini bermanfaat bagi:

  1. Puskesmas Temanggung yakni untuk mendapatkan angka bebas jentik yang lebih akurat
  2. Kader G1R1J yakni mendapatkan bekal yang baik untuk pelaksanaan pemantauan jentik dilapangan
  3. Desa/kelurahan yakni pelaksanaan hari G1R1J lebih terpantau, dan harapannya berdampak positif dengan adanya penurunan kasus
  4. Masyarakat umum yakni pelaksanaan pemantauan jentik dan PSN membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan pencegahan DBD

Hasil positif yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  • Terdapat Surat Edaran untuk pengadaan jumantik kit serta penetapan hari G1R1J di masing-masing desa/kelurahan yang siap diedarkan ke desa/kelurahan serta kecamatan

  • Tersedianya SOP pemantauan jentikyang sudah dilakukan pengesahan

  • Adanya kader yang terlatih untuk melakukan pemantauan jentik yang benar dan dapat melakukan pelaporan tepat waktu disertai bukti kegiatan

  • Adanya kader yang terlatih untuk melakukan pemantauan jentik yang benar dan dapat melakukan pelaporan tepat waktu disertai bukti kegiatan

  • Terdapat formulir dan sistem pelaporan

  • Terdapat produk yang siap untuk diberikan kepada kader, sebagai bentuk penghargaan

  • Terdapat hasil monitoring dan evaluasi pendampingan G1R1J yang siap dilaporkan kepada kepala puskesmas