Rancangan inovasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai perawat di instansi tempat bekerja, yaitu di Puskesmas Tepusen yang dimusyawarahkan dengan rekan kerja dan atasan langsung yaitu Kepala Puskesmas Tepusen. Sumber aktualisasi yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Puskesmas Tepusen, di temukan beberapa masalah/ isu yang dapat di identifikasi yaitu :
- Belum optimalnya perawatan instrument alat medis di Puskesmas Tepusen. Adapun kondisi saat ini adalah pelaksanaan perawatan instrument alat medis dalam ruangan belum optimal. Sementara kondisi yang diharapkan adalah petugas yang melakukan perawatan instrumen alat medis sesuai SOP untuk mencegah penularan infeksi.
- Belum optimalnya penggunaan Informed Consent Tindakan di ruang UGD Puskesmas Tepusen. Adapun kondisi saat ini adalah ditemukan ada beberapa RM pasien tidak dilengkapi dengan Informed Consent saat harus melakukan tindakan keperawatan. Sementara kondisi yang diharapkan adalah terdapat Form Informed Consent untuk setiap Tindakan yang dilakukan oleh petugas.
- Belum optimalnya pemilahan pembuangan limbah medis oleh petugas di Puskesmas Tepusen. Adapun kondisi saat ini adalah kurang optimalnya pemilahan dan pengolahan limbah medis di Puskesmas Tepusen. Sementara kondisi yang diharapkan adalah pemilahan dan pengolahan limbah medis disesuaikan dengan kemanfaatannya.
- Belum optimalnya kesadaran perawat dalam melengkapi lembar Assesment. Adapun kondisi saat ini adalah Ditemukan lembar assessment yang belum sesuai SOAP. Sementara kondisi yang diharapkan adalah lengkapnya lembar assessment yang sesuai SOAP.
- Kurang optimalnya penggunaan APD oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Tepusen saat pelayanan. Adapun kondisi saat ini adalah ditemukan ada beberapa petugas saat memberikan pelayanan pada pasien terutama pasien dengan ISPA tidak menggunakan APD dengan optimal. Sementara kondisi yang diharapkan adalah penggunaan APD harus sesuai standart pelayanan.
Setelah melakukan identifikasi isu yang ada di Puskesmas Tepusen Kabupaten Temanggung, dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu prioritas yang nantinya dapat diselesaikan melalui gagasan alternatif penyelesaian isu oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Berdasarkan analisis APKL didapatkan tiga isu dengan skor tertinggi yaitu :
- Belum optimalnya penggunaan Informed Consent Tindakan di ruang UGD Puskesmas Tepusen
- Belum optimalnya perawatan instrument alat medis di Puskesmas Tepusen
- Kurang optimalnya penggunaan APD oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Tepusen saat pelayanan
Dari hasil analisis isu APKL didapatkan tiga isu dengan peringkat tertinggi yang kemudian di analisis menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk mendapatkan skor tertinggi yang akan dijadikan sebagai isu prioritas. Berdasarkan hasil penilaian prioritas masalah menggunakan metode USG, skor tertinggi diperoleh isu “Belum optimalnya penggunaan Informed Consent Tindakan di ruang UGD Puskesmas Tepusen Kabupaten Temanggung ”
Tujuan adanya inovasi adalah mengoptimalkan penggunaan Informed Consent Tindakan di ruang UGD Puskesmas Tepusen Kabupaten Temanggung.
Manfaat adanya inovasi adalah
- Pihak lain (pasien) - Dengan terlaksanakannya Informed Consent yang baik dan adanya video edukasi mengenai Informed Consent maka dapat terwujudnya pemahaman pasien mengenai pentingnya Informed Consent.
- Instansi (Puskesmas Tepusen) - Dapat memberikan pelayanan prima sehingga akan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan puskesmas yang memuaskan.
- Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung - Dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang berkualitas.