Detail Berita

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.03/I/1947/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung pada tanggal 11 November 2013 bahwa RSUD Kabupaten Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas B. Sebagai Rumah Sakit rujukan dari unit pelayanan tingkat dasar/pertama, baik Pemerintah, Swasta maupun Masyarakat di Kabupaten Temanggung, RSUD Kabupaten Temanggung terus menerus melakukan peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui peningkatan sarana prasarana, SDM dan standar pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan tupoksinya, terdapat beberapa permasalahan antara lain (1) Belum optimalnya penataan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan, (2) Belum optimalnya pencatatan waktu masuk resep rawat inap (lembar ODD) yang masuk ke farmasi rawat inap RSUD Kabupaten Temanggung, (3) Petugas kurang tertib dalam membubuhkan paraf pada kolom telaah resep, (4) Petugas kurang optimal dalam mengedukasi pasien mengenai penggunaan insulin pada pasien Diabetes Mellitus di farmasi rawat inap RSUD Kabupaten Temanggung, dan (5) Penandaan dan pencatatan obat yang hampir expaired date di Farmasi RSUD Kabupaten Temanggung.

Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain (1) Petugas kurang inovatif dalam memberikan edukasi penggunaan insulin kepada pasien, (2) Belum tersedianya media edukasi penggunaan insulin yang menarik bagi pasien, (3) Media yang ada kurang menarik sehingga pasien kurang memperhatikan dan (4) Koordinasi dengan pasien dan keluarga pasien sehingga edukasi kurang maksimal. Sehingga sebagai gagasan pemecahan isu tersebut dibentuklah inovasi Optimalisasi Edukasi Obat Insulin pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Media Digital di Farmasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Temanggung.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1) Melakukan identifikasi penggunaan insulin pada pasien penyakit DM di RSUD Kabupaten Temanggung, (2) Membuat video digital penggunaan insulin pada pasien DM di RSUD Kabupaten Temanggung, (3) Pelaksanaan edukasi kepada pasien dan keluarga melalui demonstrasi langsung, pemberian leaflet dan pengiriman video melalui kontak whatsapp, (4) Pembuatan form checklist sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan edukasi penggunaan insulin., dan (5) Evaluasi pelaksanaan edukasi penggunaan insulin dengan media video digital.

Adapun inovasi ini memiliki kebaharuan maupun keunggulan yang dapat dilihat dari kondisi sebelum dan sesudah tahapan inovasi dilaksanakan diantaranya:

  1. Pada kondisi sebelum, belum ada data jumlah pasien DM yang mendapat edukasi insulin. Pada kondisi sesudah, data pasien teredukasi terdokumentasi.
  2. Pada kondisi sebelum, Media edukasi kurang menarik bagi pasien. Pada kondisi sesudah, Media video edukasi menarik bagi pasien dilihat dari antusias pasien saat mengakses informasi.
  3. Pada kondisi sebelum, Edukasi terpancang pada waktu yang singkat saat pasien menggambil obat di Instalasi Farmasi sehingga penyampaian kurang maksimal. Pada kondisi sesudah, Edukasi tidak terpancang oleh waktu dan dapat dilihat atau diakses berulang-ulang.
  4. Pada kondisi sebelumnya, Data checklist pasien masih manual. Pada kondisi sesudah, Data checklist pasien dibuat dengan media digital melalui google form. 
  5. Pada kondisi sebelum, Pemahaman edukasi tidak terukur keberhasilannya. Pada kondisi sesudah, Pemahaman edukasi dapat terukur keberhasilannya dengan membandingkan hasil melalui media google form dari pertanyaan sebelum dan sesudah mendapat edukasi

Tujuan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan pemahaman pasien terhadap penggunaan insulin.
  • Tidak ada lagi pasien yang takut berobat terlebih dalam menggunakan insulin secara mandiri.
  • Membantu pasien penderita Diabetes Mellitus agar dapat mengontrol gula darahnya dan meningkatkan kualitas kesehatannya.

Manfaat yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Apoteker, lebih dikenalnya profesi apoteker di kalangan masyarakat terutama dalam hal edukasi penggunaan obat khususnya obat dengan penggunaan yang perlu pemahaman lebih dalam penggunaan. Selain itu dengan adanya inovasi ini apoteker dapat lebih menerapkan majemen asn yaitu profesionalitas, menghormati hak dan kewajiban, menjaga etika dan mengembangkan kemampuan digital atau digital skill.
  2. Pasien, yaitu pasien akan lebih merasa diperhatikan dalam proses penyembuhan dan penanganan penyakitnya.
  3. Rumah Sakit, yaitu rumah sakit akan memiliki media edukasi pasien yang inovatif.

Hasil yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Data permasalahan dan kasus terkait penyakit DM pada pasien di RSUD Kabupaten Temanggung.
  2. Video sebagai media edukasi penggunaan insulin yang dibagikan ke pasien.
  3. Dokumentasi pelaksanaan edukasi penggunaan insulin pada pasien DM di RSUD Kabupaten Temanggung.
  4. Form checklist evaluasi penggunaan insulin pada pasien DM RSUD Kabupaten Temanggung.
  5. Data checklist evaluasi edukasi insulin dengan media video digital.