Detail Berita

SMP Negeri 1 Candiroto merupakan satuan pendidikan dibawah Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Temanggung yang beralamat di Jalan Tretep Candiroto, Desa Candiroto, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri pada tahun 1974, dan terdaftar secara hukum tanggal 03 Juli 1979 dengan nomor surat pendirian 0188/O/1979 dan mendapatkan izin operasional pada tanggal 1 April 1979.

Berdasarkan Permenpan RB nomor 9 Tahun 2014 tentang jabatan pustakawan dan angka kredit, tugas pokok pustakawan yaitu melaksanakan kegiatan di bidang kepustakawanan yang meliputi pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan dan pengembangan sistem kepustakawanan. Seiring perkembangan zaman perpustakaan harus berbenah dan berkembang, salah satunya penerapan perpustakaan digital, manfaat dalam penggunaan aplikasi perpustakaan digital adalah sebagai penunjang mendapatkan informasi secara online dengan cepat, mudah, murah, dan efisien juga dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Namun demikian, di SMP Negeri 1 Candiroto pustakawan tidak menggunakan otomasi perpustakaan yang sudah ada untuk pengolahan dan pelayanan koleksi di perpustakaan sehingga menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan otomasi perpustakaan di SMP Negeri 1 Candiroto. Seluruh kegiatan pelayanan dan pengolahan koleksi perpustakaan harus dilakukan dengan otomasi agar administrasi perpustakaan dapat terlaksana dengan baik. Permasalahan yang terjadi yaitu belum tepatnya pengolahan koleksi perpustakaan yang telah dilakukan menggunakan otomasi perpustakaan. Penulis menemukan beberapa input data koleksi tidak mencantumkan tajuk subyek ataupun penentuan tajuk subjek yang kurang tepat. Selain penentuan tajuk subjek kurang tepat, penomoran klasifikasi yang dilakukan juga kurang tepat, penentuan tajuk subjek dan nomor klasifikasi ini penting sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan.

Perpustakaan mengalami kendala dengan koleksi perpustakaan yang hilang. Hal ini dapat menghambat distribusinya informasi kepada pemustaka yang membutuhkan koleksi tersebut, sehingga dapat menurunkan kepuasan pemustaka terhadap pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pengolahan koleksi perpustakaan jika tidak dilakukan dengan baik maka akan menyebabkan pustakawan kesulitan mencari koleksi yang tepat dibutuhkan oleh pemustaka sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien. Pengolahan koleksi harus mengikuti standar pengerjaan yang sudah ditetapkan bersama-sama untuk mencapai keseragaman dalam pengolahan koleksi sehingga dapat memudahkan temu kembali informasi. 

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka gagasan inovasi yang diajukan adalah melakukan Reaktivasi layanan otomasi perpustakaan untuk mencapai kepuasan pemustaka di Perpustakaan Kadang Kinarso SMP Negeri 1 Candiroto.Kegiatan yang dilakukan meliputi:

  1. Membuat SOP pelayanan dan pengolahan koleksi Perpustakaan Kadang Kinarso SMP Negeri 1 Candiroto.
  2. Memperbaiki pengolahan koleksi Perpustakaan Kadang Kinarso SMP Negeri 1 Candiroto. 
  3. Mengaktifkan otomasi pelayanan sirkulasi.
  4. Mengadakan pelatihan otomasi perpustakaan kepada teman sejawat.
  5. Sosialisasi SOP pelayanan dan pengolahan koleksi Perpustakaan Kadang Kinarso kepada teman sejawat. 
  6. Menyebarkan kuesioner kepuasan pemustaka pada pelayanan sirkulasi perpustakaan SMP Negeri 1 Candiroto.

Dengan rangkaian 6 kegiatan tersebut maka dapat diamati kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya inovasi sebagai berikut:

  • Kondisi Sebelum: 
  1. Pustakawan bekerja dengan tidak ada standar yang jelas dalam memberikan pelayanan ataupun pengolahan koleksi perpustakaan.
  2. Pencatatan data inventaris koleksi perpustakaan tidak seragam dan memasukan data koleksi perpustakaan pada aplikasi otomasi tidak lengkap dan tepat.
  3. Peminjaman dan pengembalian masih menggunakan cara manual.
  4. Pemustaka tidak mengerti cara yang baru meminjam koleksi di perpustakaan. 
  5. Pustakawan belum memahami otomasi perpustakaan. 
  6. Perpustakaan tidak mengetahui kepuasan pengguna perpustakaan.
  • Kondisi Sesudah: 
  1. Tersedianya SOP pelayanan sirkulasi dan pengolahan koleksi perpustakaan.
  2. Data inventaris koleksi secara digital dan seragam serta data koleksi perpustakaan lengkap sesuai 8 daerah bibliografi. 
  3. Peminjaman dan pengembalian koleksi secara otomasi menggunakan kartu anggota berbacode dan koleksi buku memiliki barcode tertentu.
  4. Pemustaka memahami cara peminjaman koleksi perpustakaan.
  5. Pustakawan memahami otomasi perpustakaan.
  6. Perpustakaan mengetahui kepuasan pengguna perpustakaan.

Tujuan dari reaktivasi otomasi perpustakaan adalah untuk memudahkan pustakawan dalam melayani pemustaka dan memudahkan pustakawan dalam mengawasi koleksi perpustakaan yang dimilikinya. Selain itu penerapan otomasi perpustakaan untuk meningkatkan pelayanan dengan mengurangi kesalahan-kesalahan yang pustakawan lakukan dalam kegiatan sehari-hari. Perpustakaan sebagai pusat informasi memberdayakan informasi dengan sistem otomasi untuk mencapai kemudahan dan keakuratan pemustaka dalam memperoleh informasi.

Inovasi ini telah memberikan manfaat bagi:

  1. Pustakawan, yaitu lebih mudah dalam melakukan penataan buku pada rak koleksi.
  2. Pemustaka, yaitu pemustaka dapat melakukan penelusuran informasi koleksi Perpustakaan darimana saja dan kapan saja.
  3. Sekolah, yaitu menambah gagasan ide untuk membangun pelayanan perpustakaan yang lebih baik. 
  4. Perpustakaan, yaitu kegiatan administrasi perpustakaan yang tertib, pelayanan perpustakaan yang cepat, efektif dan efisien.

Hasil dari kegiatan inovasi ini adalah peningkatan efektifitas pelayanan sirkulasi dan temu Kembali informasi perpustakaan secara terotomatisasi menggunakan aplikasi SLIMS Online, melalui:

  1. Dengan adanya data inventaris secara digital maka administrasi perpustakaan dapat berjalan dengan efektif, cepat dan tepat. Dengan lengkapnya penulisan 8 daerah bibliografi maka pemustaka dapat menemukan koleksi yang diharapkan berdasarkan subyek di perpustakaan. 
  2. Dengan adanya otomasi maka kegiatan di perpustakaan dapat berjalan dengan efektif, efisien dan cepat. 
  3. Dengan adanya sosialisasi SOP pemustaka dapat dengan cepat mencari koleksi di perpustakaan dan mengerti cara meminjam dan mengembalikan koleksi diperpustakaan.

Dengan adanya sosialiasi SOP pengolahan dan otomasi perpustakaan, maka pustakawan dapat bekerja dengan efektif, efisien, cepat dan tepat.