Detail Berita

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 15 Tahun 2022 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dijelaskan bahwa Puskesmas Temanggung yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan bahwa tugas Bidan Terampil meliputi (1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis, (2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan, (3) Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan, (4) Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent, (5) Melakukan tindakan pencegahan infeksi, (6) Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene, (7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan kasus fisiologis, (8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil, dan lain-lain.

Adapun permasalahan yang ada antara lain (a) Tingginya kejadian ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah Puskesmas Temanggung, (b) Belum optimalnya edukasi tentang teknik manajemen nyeri persalinan di Ruang Bersalin Puskesmas Temanggung, (c) Rendahnya cakupan kunjungan IVA test di wilayah Puskesmas Temanggung, (d) Belum optimalnya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) di wilayah Puskesmas Temanggung, dan (e) Rendahnya cakupan KB aktif pada pasangan usia subur dan pasangan usia subur 4T di wilayah Puskesmas Temanggung.

Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu-isu yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Bidan Terampil di Puskesmas Temanggung. Identifikasi isu-isu yang diangkat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di Puskesmas Temanggung, terdapat isu yang menjadi perhatian, yaitu Belum Optimalnya Edukasi tentang Teknik Manajemen Nyeri Persalinan di Ruang Bersalin Puskesmas Temanggung.

Ibu bersalin sering mengeluh kesakitan ketika persalinan terutama di fase kala satu persalinan dan belum optimalnya pemahaman pasien tentang manajemen nyeri persalinan. Dibuktikan dengan data dari bulan April – Juni 2022, dimana 29 ibu bersalin d Puskesmas Temanggung mengatakan merasakan nyeri persalinan dari hasil anamnesa pasien (Sumber data: Buku Catatan Persalinan Ruang Bersalin Puskesmas Temanggung). Oleh karena itu, sebagai gagasan pemecahan isu tersebut dilakukan Optimalisasi Manajemen Nyeri Persalinan dengan Teknik Massage “RABA SUDO Nyeri” untuk Meningkatkan Holistic Care pada Ibu Hamil di Ruang Bersalin Puskesmas Temanggung. RABA SUDO Nyeri merupakan akronim dari EffluRAge, Deep BAck massage, Counter presSUre, dan AbDOminal lifting. Dimana 4 gerakan tersebut adalah salah satu teknik massage untuk mengurangi nyeri persalinan.

Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya (a) Adanya komitmen bersama menjadi hal terpenting pemahaman awal tentang inovasi dan penerapan teknik manajemen nyeri persalinan, (b) Tersedianya video edukasi manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI bermanfaat untuk memudahkan dalam memahami gerakan manajemen nyeri persalinan, (c) Tersedianya e-booklet sebagai media edukasi bermanfaat untuk memahami teknik massage RABA SUDO NYERI sebagai media edukasi yang dapat diakses secara online, (d) Adanya kegiatan sosialisasi kepada rekan sejawat dan pasien untuk menciptakan pemahaman tentang teknik massage RABA SUDO NYERI, dan (e) Tersedianya kegiatan evaluasi dan monitoring untuk melakukan perbaikan jika terdapat kekurangan dalam penyampaian edukasi dan untuk perbaikan kedepan.

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

  • Kondisi sebelum yaitu (a) Belum adanya komitmen bersama untuk menerapkan edukasi tentang teknik manajemen nyeri persalinan, (b) Belum tersedianya video edukasi manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI, (c) Belum tersedianya e-booklet sebagai media edukasi, (d) Belum adanya pemahaman rekan sejawat tentang pelaksanaan dan panduan serta terciptanya pemahaman pasien tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI, dan (e) Belum tersedianya laporan kegiatan evaluasi dan monitoring.
  • Kondisi sesudah yaitu (a) Terdapat komitmen bersama untuk menerapkan edukasi tentang teknik manajemen nyeri persalinan, (b) Tersedianya video edukasi manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI, (c) Tersedianya e-booklet sebagai media edukasi, (d) Terciptanya kesepahaman rekan sejawat tentang pelaksanaan dan panduan serta terciptanya pemahaman pasien tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI dibuktikan dengan hasil rekap data form umpan balik pasien sebesar 100%, dan (e) Tersedianya laporan kegiatan evaluasi dan monitoring. Dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi, didapatkan rekap data monitoring pelaksanaan sosialisasi sebesar 78,89% serta hasil rekap data evaluasi kegiatan sebesar 84,35?ngan bukti terlampir.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1) Melakukan sharing knowledge kepada rekan kerja sebagai pemahaman awal tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI menggunakan media power point, (2) Membuat video edukasi manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI, (3) Membuat e-booklet tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI sebagai media edukasi, (4) Melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan dan panduan kepada rekan sejawat dan sosialisasi kepada pasien ibu hamil trimester III yang periksa di Puskesmas Temanggung tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI, dan (5) Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan dengan membuat tool evaluasi.

Tujuan diselenggarakannya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Memudahkan bidan dalam mengajarkan teknik manajemen nyeri persalinan pada pasien maupun pendamping persalinan.
  2. Memudahkan pasien dalam menerapkan manajemen nyeri persalinan sehingga memudahkan pasien dalam melakukan teknik massage tersebut dan pasien merasa lebih nyaman.
  3. Menambah referensi Puskesmas untuk memperbanyak dan meningkatkan media edukasi kedepannya.

Manfaat yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Bidan, yaitu adanya media edukasi tentang teknik massage RABA SUDO Nyeri memudahkan bidan dalam mengajarkan teknik manajemen nyeri persalinan pada pasien maupun pendamping persalinan.
  2. Pasien, yaitu adanya media edukasi tentang teknik massage RABA SUDO Nyeri memudahkan pasien dalam menerapkan manajemen nyeri persalinan sehingga memudahkan pasien dalam melakukan teknik massage tersebut dan pasien merasa lebih nyaman.
  3. Puskesmas Temanggung, yaitu adanya media edukasi tentang teknik massage RABA SUDO Nyeri menambah referensi Puskesmas untuk memperbanyak dan meningkatkan media edukasi kedepannya.

Hasil setelah adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  • Terdapat komitmen bersama untuk menerapkan edukasi tentang teknik manajemen nyeri persalinan sebagai inovasi kedepan Puskesmas Temanggung.
  • Tersedianya video edukasi manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI sejumlah satu video yang telah diunggah di media sosial yang disertai demonstrasi gerakan teknik massage RABA SUDO Nyeri bermanfaat sebagai panduan teknik massage manajemen nyeri persalinan.
  • Tersedianya e-booklet sebagai media edukasi sejumlah satu e-booklet yang telah diunggah di google drive untuk memudahkan diakses secara online dan yang dirasakan pasien, bidan ataupun pendamping persalinan sangat bermanfaat sebagai panduan manajemen nyeri persalinan.
  • Adanya kegiatan sosialisasi kepada pada pasien meningkatkan pemahaman pasien tentang manajemen nyeri persalinan dengan teknik massage RABA SUDO NYERI yang bermanfaat untuk me-manage nyeri ketika ibu bersalin.
  • Terdapat peningkatan pemahaman pada pasien dari 0% menjadi 100% (hasil rekap data umpan balik pasien terlampir). Sedangkan rekap data monitoring pelaksanaan sosialisasi sebesar 78,89% serta hasil rekap data evaluasi kegiatan sebesar 84,35%.