Detail Berita

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem. Sedangkan dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 45 Tahun 2022 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Temanggung mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Salah satu Puskemas yang terdapat dalam perbup tersebut adalah Puskesmas Wonoboyo yang beralamatkan di Jalan Raya Candiroto-Wonoboyo km 5, Kebonsari Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung

Selama bekerja sebagai perawat di Puskemas Wonoboyo, penulis melakukan observasi pelayanan kesehatan. Dan penulis menemukan permasalahan pelayanan kesehatan khususnya untuk remaja. Permasalahan tersebut antara lain (1)belum adanya media pelaksanaan posbindu, (2)belum adanya SOP pelaksanaan posbindu, dan (3)pelaksana kurang maksimal dalam menjangkau peserta remaja. Dari permasalahan tadi penulis menyimpulkan isu strategis belum optimalnya pelayanan kesehatan pada remaja dalam upaya pengendalian faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular) di wilayah kerja Puskesmas Wonoboyo. Dampak dari isu tersebut bila tidak segera diselesaikan antara lain kesehatan remaja tidak terpantau secara berkala, dan tidak terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat serta kurangnya kesadaran berperilaku hidup sehat.

Inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan yaitu (1)adanya leaflet dan video untuk sarana sosialisasi yang lebih menarik dan (2) adanya kegiatan posbindu bagi remaja.

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

  • Kondisi sebelum, yaitu (1) Kurang optimalnya tim PTM dalam menjangkau peserta remaja, (2)Belum tersedianya media leaflet, poster dan video, (3)Belum tersediannya SOP Posbindu Milenial, dan(4)Belum optimalnya kegiatan posbindu
  • Kondisi sesudah, yaitu (1)adanya upaya tim PTM untuk menjangkau remaja, (2)tersedianya media leaflet, poster dan video, (3)tersediamya SOP Posbindu milenial dan (4)adanya kegiatan posbindu milenial.

Tahapan dari inovasi ini adalah sebagai berikut (1)Melakukan kegiatan diskusi dengan tim PTM mengenai upaya peningkatan factor risiko ptm pada remja, (2)Membuat leaflet, poster dan video yang mencakup program pelayanan posbindu milenial, (3)Melakukan penyusunan SPO Posbindu Milenial, (4)Melakukan sosialisasi pelayanan posbindu milenial kepada kader (guru), (5)Melaksanakan kegiatan posbindu Milenial dan (6)melakukan monitoring dan evaluasi.

Tujuan diselenggarakannya inovasi adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan kesadaran remaja untuk lebih menjaga kesehatan
  • Dapat memantau kondisi kesehatan remaja

Manfaat yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Perawat, yaitu dapat melakukan deteksi dini factor risiko pada remaja sehingga dapat mengurangi dan mencegah factor risiko PTM sejak remaja, memberikan edukasi tentang pengetahuan kesehatan, Menstimulasi remaja dalam menghadapi masa puber dengan segala permasalahannya, mulai dari kegiatan bersosialisasi sampai adanya kesadaran untuk menanamkan rasa tanging jawab dan mengerti apa yang menjadi kewajibannya.
  2. Pasien (remaja), yaitu dapat mengetahui kesehatan dirinya secara berkala, remaja dapat mengetahui secara dini factor risiko PTM, sebagai wadah pembinaan dan memahami pentingnya gaya hidup sehat. serta mengetahui bakat dan minat yang dimiliki remaja.
  3. Instansi, yaitu menjadikan puskesmas lebih dikenal dikalangan lintas sektor khususnya SMP dan MA sehingga lebih menambah daya tarik masyarakat terhadap program di puskesmas. Dapat menambah cakupan peserta remaja dalam kegiatan Posbindu.

Hasil adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  1. Terbentuknya posbindu milenial dimana kegiatan posbindu yang di bentuk sudah sesuai dengan kriteria pelaksanaan posbindu sehingga dapat menjangkau peserta remaja dalam kegiatan posbindu.
  2. Tersedianya leaflet, poster dan video dimana media yang dibuat sesuai dengan panduan pelaksaan posbindu digunakan sebagai alat bantu dalam mempromosikan kegiatan posbindu milenial sehingga dapat diterima dikalangan masyarakat.
  3. Tersedianya SOP Posbindu Milenial yang dibuat sudah sesuai dengan panduan pelaksanaan dan tata naskah pembuatan SOP sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk memudahkan pelaksanaan Kerja. Dengan adanya SPO, pelaksanaan kegiatan bisa lebih optimal dan terarah.
  4. Adanya peningkatan pemahaman mengenai sosialisasi program posbindu milenial yang diukur dengan peningkatan nilai pada hasil pretest dan posttest
  5. Adanya hasil pemeriksaan remaja yang mengikuti posbindu milenial sehingga dapat meningkatkan pengendalian dini dalam factor risiko penyakit tidak menular