Sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Temanggung nomor 62 tahun 2013 tentang Izin Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Temanggung, bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung (UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, pada umumnya ditingkat wilayah administrasi pemerintah kecamatan. Terdapat juga Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan, bahwa Puskesmas berfungsi sebagai Pembina/pelayanan kesehatan teruatama untuk wilayah kerja puskesmas tersebut. Salah satu pelayanan dimaksud adalah fisioterapi, dimana penulis juga merupakan jabatan fungsional fisioterapis yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 4 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok Fisioterapi adalah melaksanakan pelayanan fisioterapi, mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), Pelatihan fungsi dan komunikasi.
Selama penulis bekerja di puskesmas kandangan terdapat beberapa permasalahan terkait pelayanan fisioterapi yaitu (1) belum adanya lembar kemandirian pasien fisioterapi di Puskesmas Kandangan, (2) belum optimalnya sarana peralatan fisioterapi di Puskesmas Kandangan, (3) rendahnya kunjungan control fisioterapi di Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung, (4) belum optimalnya sarana pencatatan online kunjungan fisioterapi di aplikasi SIMPUS Puskesmas Kandangan kabupaten Temanggung, dan (5) belum optimalnya promosi pelayanan fisioterapi di Puskesmas Kandangan kabupaten Temanggung. Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut selanjutnya dikembangkan dalam sebuah identifikasi isu yang ada di organisasi terutama pada pelayanan fisioterapi.
Berdasarkan hasil identifikasi isu strategis tersebut dengan metode APKL dan USG, maka ditetapkan isu strategis yang paling prioritas adalah rendahnya kunjungan kontrol fisioterapi di Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung. Hal ini disebabkan oleh (1) petugas kurang bekerjasama dengan lintas program di Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung, (2) penyampaian informasi yang kurang menarik, (3) kurangnya fasilitas informasi tentang kunjungan kontrol fisioterapi di Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung, dan (4) kurangnya akses transportasi desa yang jauh dari Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung. Dampak dari isu ini jika tidak diselesaikan adalah kurang optimalnya pengobatan sehingga pasien akan mengalami keluhan yang lebih berat. Selain itu fisioterapis akan lebih sulit dalam mengevaluasi sakit yang diderita pasien. Maka dari itu inovasi "Upaya Peningkatan Kunjungan Kontrol dengan Sosialisasi Pelayanan Fisioterapi di Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung" dibuat oleh penulis untuk mengatasi isu diatas.
Inovasi ini mempunya unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya (1)adanya media informasi untuk sosialiasi tentang kontrol fisioterapi, dan (2) adanya penyuluhan secara offline dan online untuk bisa menjangkau semua daerah yang jauh dari puskesmas.
Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:
- Kondisi sebelum, yaitu (1) belum terhimpunnya materi terkait fisioterapi dan pelayanan apa saja yang dapat ditangani, fisioterapi di Puskesmas Kandangan, (2) belum tersedianya media guna pengenalan dan penyuluhan pelayanan fisioterapi yang bersifat berulang/melakukan kontrol kunjungan, (3) belum adanya penyuluhan terkait fisioterapi, (4) kurangnya pendekatan petugas dengan pasien dan kurangnya demonstrasi fisioterapi, (5) pelayanan dilakukan kurang maksimal, dan (6) banyaknya pasien tidak melakukan kunjungan ulang dengan alasan yang belum jelas.
- Kondisi sesudah, yaitu (1) sudah terhimpunnya materi terkait fisioterapi dan pelayanan apa saja yang dapat ditangani fisioterapi di Puskesmas Kandangan, (2) sudah tersedianya media guna pengenalan dan penyuluhan pelayanan fisioterapi yang bersifat berulang/melakukan kontrol kunjungan, (3) adanya penyuluhan terkait fisioterapi tidak hanya offline/tatap muka tetapi juga online dengan menggunakan sosial media milik Puskesmas, (4) petugas menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan dapat mempraktikkan secara langsung tentang pelayanan fisioterapi, (5) tertatanya tahapan pelayanan yang rinci dan benar membuat pelayanan yang diberikan menjadi lebih optimal, dan (6) petugas mengetahui kendala apa yang dialami pasien yang mengakibatkan tidak bisa melakukan kunjungan ulang.
Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1)membuat media berupa video dengan audio dan visual yang menarik, (2)melakukan penyuluhan secara offline maupun online melalui media sosial puskesmas (3)melakukan quick assesment dan pembuatan grup Whatsapp pasien (4)monitoring dan evalusi, serta follow up pasien yang tidak hadir dalam jadwal kunjungan.
Tujuan adanya inovasi:
- Mengetahui jumlah pasien fisioterapi
- Meningkatkan pelayanan fisioterapi
- Mengurangi resiko menurunnya kondisi pasien
Manfaat adanya inovasi:
- Peserta Latsar, sebagai bahan evaluasi kedatangan dan alasan/kendala ketidak datangan pasien dalam melakukan kunjungan kontrol pelayanan fisioterapi di Puskesmas Kandangan.
- Bagi Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung, sebagai peningkatan kualitas pelayanan dan pertambahan kunjungan Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung.
- Bagi masyarakat, terdapatnya pelayanan fisioterapi yang lebih dekat dan terdapatnya informasi mengenai bidang fisioterapi maupun keluhan dengan indikasi rujuk fisioterapi dengan penanganan yang optimal.
Hasil yang dirasakan dengan adnaya inovasi:
- Sudah terhimpunnya materi terkait fisioterapi dan pelayanan apa saja yang dapat ditangani fisioterapi di Puskesmas Kandangan
- Sudah tersedianya media guna pengenalan dan penyuluhan pelayanan fisioterapi yang bersifat berulang / melakukan kontrol kunjungan
- Adanya penyuluhan terkait fisioterapi tidak hanya offline/tatap muka tetapi juga online dengan menggunakan sosial media milik puskesmas
- Petugas menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan dapat mempraktikan secara langsung tentang pelayanan fisioterapi
- Tertatanya tahapan pelayanan yang rinci dan benar membuat pelayanan yang diberikan menjadi lebih optimal
- Petugas mengetahui kendala apa yang dialami pasien yang mengakibatkan tidak bisa melakukan kunjungan ulang