Detail Berita

Sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Temanggung nomor 62 tahun 2013 tentang Izin Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Temanggung, bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung (UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, pada umumnya ditingkat wilayah administrasi pemerintah kecamatan. Selain itu, menurut Permenpan Nomor 35 Tahun 2019, perawat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lainnya.

Berdasarakan pengalaman penulis selama bekerja di Puskesmas Tlogomulyo, terdapat permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus utama penulis yaitu (1) Belum optimalnya penemuan dan penanganan kasus Hipertensi di Puskesmas Tlogomulyo, (2) Belum optimalnya sosialisasi petugas kepada pasien Hipertensi dalam kepatuhan minum obat secara teratur di Puskesmas Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, (3) Belum optimalnya informasi tentang pentingnya pemeriksaan/deteksi dini penyakit di Puskesmas Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, (4) kurangnya sarana edukasi kepada masyarakat tentang hipertensi, (5) belum optimalnya penemuan dan penanganan kasus DM di Puskesmas Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, dan (6) belum optimalnya sosialisasi petugas akan kepatuhan pengunjung/pasien dalam penggunaan masker. Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut selanjutnya dikembangkan dalam sebuah identifikasi isu yang ada di organisasi.

Berdasarkan hasil identifikasi isu strategis tersebut dengan metode APKL dan USG, maka ditetapkan isu strategis yang paling prioritas adalah belum optimalnya penemuan dan penanganan kasus hipertensi di Puskesmas Tlogoyomulyo Kabupaten Temanggung. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan di puskesmas, kader kurang memanfaatkan sarana dalam menukan kasus hipertensi, belum adanya poster tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan/deteksi dini penyakit, belum adanya video tentang penanganan kasus hipertensi, kurangnya sosialisasi kepada kader kesehatan tentang penanganan hipertensi, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan, kurang maksimalnya pelaksanaan posbindu di masyarakat, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan. Isu ini menjadi sangat krusial mengingat hipertensi merupakan penyebab dari beberapa penyakit mematikan seperti jantung koroner dan stroke. Apabila isu ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan menyebabkan jumlah masyarakat yang mengalami hipertensi bertambah dalam jumlah yang signifikan. Maka dari itu penulis membuat inovasi dengan nama Tamu Caper yang merupakan akronim dari “Ketahui Tekanan Darahmu Untuk Mencegah Hipertensi” sebagai solusi untuk mengatasi isu tersebut.

Inovasi Tamu Caper ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan yaitu (1) adanya sarana edukasi bagi pegawai puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dalam penanganan dan penemuan kasus hipertensi dan (2) memberikan sarana edukasi kepada masyarakat berupa video dan leaflet yang menarik sehingga mudah untuk dipahami.

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

  • Kondisi sebelum yaitu (1) belum pernah dilakukan identifikasi terhadap kader tentang kemampuan dalam memanfaatkan sarana pemeriksaan kesehatan, (2) pemberian sosialisasi tentang penanganan hipertensi jarang dilakukan, (3) pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap sebulan sekali di tiap desa, (4) belum ada video edukasi penanganan hipertensi, (5) belum ada leaflet tentang penanganan hipertensi, (6) belum ada kegiatan identifikasi pelaksanaan posbindu di setiap desa, dan (7) belum adanya pemantauan terhadap hasil pemeriksaan kesehatan dan penanganan hipertensi.
  • Kondisi sesudah yaitu (1) adanya hasil kemampuan kader dalam memanfaatkan sarana pemeriksaan kesehatan, (2) adanya peningkatan pemahaman kader kesehatan dan masyarakat tentang penanganan hipertensi, (3) adanya peningkatan kegiatan pemeriksaan kesehatan ditiap dusun sesuai dengan jadwal, (4) tersedianya video penanganan hipertensi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dengan kesehatan, (5) tersedianya leaflet penanganan hipertensi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dengan kesehatan, (6) tersedianya hasil identifikasi kegiatan posbindu di setiap desa, dan (7) tersedianya monitoring dan evaluasi dari pemeriksaan kesehatan dan penanganan hipertensi.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1) melakukan identifikasi terhadap kader tentang pemanfaatan sarana dalam menemukan kasus hipertensi dan pemeriksaan kesehatan, (2) memberikan sosialisasi edukasi pada kader dan masyarakat tentang penanganan hipertensi, (3) melakukan pemeriksaan kesehatan (tamu caper), (4) membuat video edukasi penanganan kasus hipertensi, (5) membuat leaflet tentang penanganan hipertensi (tamu caper), (6) melakukan identifikasi pelaksanaan kegiatan posbindu di setiap desa, dan (7) melakukan monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan penanganan hipertensi.

Tujuan adanya inovasi:

1.       Mengetahui jumlah penderita hipertensi

2.       Mengurangi penambahan kasus hipertensi

3.       Deteksi dini potensi hipertensi sehingga meningkatkan kewaspadaan masyarakat

Manfaat adanya inovasi:

1.       Pegawai, yaitu meningkatkan peran perawat dalam memberikan pelayanan ke masyarakat

2.       Instansi, yaitu meningkatkan mutu pelayanan

3.       Masyarakat, yaitu mendapatkan pelayanan dengan mutu terbaik dan meningkatkan pemahaman tentang hipertensi

Hasil yang dirasakan dengan adanya inovasi:

1.       Adanya hasil kemampuan kader dalam memanfaatkan sarana pemeriksaan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dalam pemeriksaan kesehatan dimasyarakat.

2.       Adanya peningkatan pemahaman kader kesehatan dan masyarakat tentang penanganan hipertensi diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan warga tentang hipertensi

3.       Adanya kegiatan Pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap sebulan sekali di tiap dusun menjadikan masyarakat lebih terpantau kondisi kesehatannya

4.       Adanya video penanganan hipertensi memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hipertensi dan lebih menarik

5.       Adanya leaflet penanganan hipertensi memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hipertensi

6.       Adanya hasil identifikasi untuk mengetahui keaktifan kegiatan posbindu di setiap desa

7.       Adanya monitoring dan evaluasi di setiap kegiatan pemeriksaan kesehatan di luar gedung puskesmas