Sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Temanggung nomor 62 tahun 2013 tentang Izin Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Temanggung, bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung (UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, pada umumnya ditingkat wilayah administrasi pemerintah kecamatan. Selain itu, berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 jabatan fungsional perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan berdasarkan SK Bupati Temanggung Nomor 813/1241 Tahun 2022.
Selama penulis bekerja di Puskesmas Wonoboyo terdapat permasalahan antara lain (1) belum tercapainya target pasien penderita hipertensi yang berobat secara teratur di wilayah cakupan Puskesmas Wonoboyo, (2) rendahnya kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas Wonoboyo, (3) belum tercapainya cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SMP dan SMA di Puskesmas Wonoboyo, (4) belum optimalnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak dan balita pra sekolah di Puskesmas Wonoboyo, dan (5) belum optimalnya dukungan keluarga terhadap penderita ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di lingkungan wilayah kerja puskesmas rawat inap Wonoboyo. Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut selanjutnya dikembangkan dalam sebuah identifikasi isu yang ada di organisasi.
Berdasarkan hasil identifikasi isu strategis tersebut dengan metode APKL dan USG, maka ditetapkan isu strategis yang paling prioritas adalah belum optimalnya dukungan keluarga terhadap penderita ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di wilayah lingkungan kerja Puskesmas Rawat Inap Wonoboyo. Selama ini penderita AIDS selalu dipinggirkan dan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi dari masyarakat tentang bagaimana menyikapi penyakit dan penderita AIDS. Setelah penulis melakukan observasi di Puskesma Wonoboyo permasalahan yang ditemukan adalah (1) belum adanya media informasi mengenai penyakit HIV/AIDS, (2) kurangnya konseling dan promosi kesehatan terkait HIV/AIDS, (3) kurangnya koordinasi dengan ketua Pokja P2P dan (4) kurangnya akses jalan yang memadahi. Dampak dari isu ini jika tidak segera ditangani antara lain menyebabkan pasien menjadi depresi dan menurunkan motivasi pasien untuk minum obat, dan bisa menimbulkan penyebaran yang makin luas jika penanganan HIV/AIDS tidak dilakukan dengan tepat.
Adapun inovasi yang penulis yang buat untuk mengatasi isu diatas mempunyai mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya (1)adanya informasi yang tepat terkait penyakit HIV/AIDS (2)adanya kunjungan untuk monitoring langsung penderita HIV/AIDS.
Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:
- Kondisi sebelum yaitu (1) belum adanya media informasi terkait HIV/AIDS, (2) belum adanya media informasi yang menarik untuk dilihat dan dipahami terkait HIV/AIDS, (3) kurangnya minat dalam pemeliharaan dan pemantauan kondisi pasiesn penderita ODHA, (4) kurangnya tingkat pengetahuan terkait masalah HIV/AIDS, dan (5) belum adanya kegiatan evaluasi.
- Kondisi sesudah yaitu (1) tersedianya leaflet HIV/AIDS di masyarakat, (2) antusias penderita ODHA dan masyarakat dalam memahami HIV/AIDS menjadi meningkat, (3) meningkatnya kemauan dalam pemeliharaan kesehatan penderita ODHA, (4) meningkatnya pengetahuan terkait penyakit HIV/AIDS, dan (5) hasil evaluasi menunjukkan ada peningkatan pengetahuan terkait HIV/AIDS.
Tahapan Inovasi yang dilakukan antara lain (1) membuat leaflet dan video terkait HIV/AIDS, (2) melakukan kunjungan langsung ke penderita ODHA, (3) penyuluhan dan konseling terkait HIV/AIDS dan (4) melakukan monitoring dan evaluasi.
Tujuan adanya inovasi adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kepedulian dan dukungan keluarga terhadap penderita HIV/AIDS
- Meningkatkan semangat penderita HIV/AIDS untuk rutin meminum obat
- Mengurangi penyebaran penyakit HIV/AIDS
Manfaat adanya inovasi adalah sebagai berikut:
- Perawat, yaitu rekan sejawat lebih mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Wonoboyo baik yang sudah ODHA maupun yang risti ODHA
- Pasien, yaitu dengan adanya kegiatan ini pasien dan masyarakat dapat mengetahui tingkat pengetahuannya masing masing serta dapat menambah informasi penting terkait penyakit HIV/AIDS.
- Puskesmas Rawat Inap Wonoboyo, yaitu mengoptimalkan kegiatan usaha Kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan masalah HIV/AIDS
Hasil yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:
1. Mendapat lefleat yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
2. Selesainya Video Animasi HIV/AIDS yang menarik sesuai kebutuhan dilapangan.
3. Tersedianya hasil form pre test dan postest serta catatan laporan keluhan pasien.
4. Adanya daftar hadir yang telah diisi oleh peserta sosialisasi.
5. Adanya hasil monitoring dan evaluasi dalam bentuk laporan dokumen ke Kepala Puskesmas.