Berdasarkan Keputusan Bupati Temanggung Nomor 440/448 Tahun 2011 dan yang terakhir tahun 2013 RSUD Kabupaten Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas B sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomer: HK.02.03/I/1947/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung pada tanggal 11 November 2013 sampai sekarang. RSUD Kabupaten Temanggung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Jabatan Fungsional Penata Anestesi memiliki tugas, yaitu pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam praanestesi, pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam intraanestesi meliputi, dan pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam pascaanestesi.
Adapun permasalahan yang ada diantaranya adalah: 1) belum optimalnya pendokumentasian lembar pasca anestesi di ruang pemulihan Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung; 2) belum optimalnya kepatuhan pelaksanaan Sign In di Ruang Persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung; 3) belum optimalnya Tindakan Assesmen Pra Anestesi di Ruang Persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung; 4) belum optimalnya tindakan operan (Handover) dari ruang emulihan ke ruang rawat; dan 5) belum optimalnya pelaksanaan pre cleaning alat pasca anestesi yang terkontaminasi cairan pasien.
Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Penata Anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung. Identifikasi isu-isu yang diangkat berasal dari individu. Berdasarkan analisis penulis selama bekerja di Instalasi Bedah Sentral RSUD, menemukan isu yang menjadi perhatian yaitu belum optimalnya tindakan assesmen pra anestesi di ruang persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung. Berdasarkan kondisi saat ini tindakan assesmen pra anestesi belum dilakukan dengan lengkap sesuai tahapan assesmen pra induksi serta masih ditemukan pasien memakai kutek, gigi palsu dan aksesoris lainnya selain itu pengisian dokumen assesmen pra induksi juga belum terisi diruang persiapan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman petugas tentang tahapan assesmen pra anestesi sesuai SPO, belum ada media untuk panduan assesmen pra anestesi diruang persiapan, serta belum adanya praktik assesmen sesuai tahapan assesmen pra induksi diruang persiapan. Apabila isu ini tidak segera ditangani maka akan berdampak pada beberapa hal, yaitu: 1) Keselamatan pasien terancam selama tindakan perioperative; 2) Petugas atau penata anestesi terancam melanggar hukum karena melaksanakan tugas tidak sesuai SPO; serta 3) Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan mutu pelayanan di RSUD Kabupaten Temanggung.
Adapun inovasi ini memiliki unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya: 1) adanya publikasi informasi terkait tahapan asesmen pra induksi melalui media video dan banner; dan 2) adanya kegiatan sosialisasi dan praktik assesmen pra anestesi sesuai tahapan assesmen pra induksi dengan melibatkan petugas anestesi.
Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi yaitu sebagaimana berikut:
- Kondisi sebelum adanya inovasi yaitu: (a) belum ada Draft Rancangan Kegiatan Sosialisasi dan Praktik Assesmen Pra Anestesi yang dilakukan sebelumnya, (b) Belum ada media Video assesmen Pra Anestesi, (c) belum ada media Banner di ruang Persiapan, (d) belum persiapan sosialisasi Assesmen Pra Anestesi sebelumnya, (e) pelaksanaan Assesmen Pra Anestesi belum dilakukan secara optimal, dan (f) Belum dilakukan Evaluasi Kegiatan Sosialisasi dan Praktik Assesmen Pra Anestesi.
- Kondisi setelah adanya inovasi yaitu: (a) Adanya Draft Rancangan Kegiatan Sosialisasi dan Praktik Assesmen Pra Anestesi kepada Petugas Anestesi untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi lebih terjadwal dan terarah, (b) adanya Video Tahapan Assesmen Pra Induksi sebagai panduan tindakan assesmen untuk teman sejawat, (c) adanya a Banner dan QR Code Tahapan Assesmen Pra Induksi di Ruang persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Temanggung untuk mempermudah petugas dalam memahami tindakan assesmen, (d) adanya sosialisasi tentang assesmen Pra Induksi mendapatkan pemahaman bersama pelaksanaan assesmen sesuai tahapan assesmen pra induksi, (e) Pelaksanaan Assesmen Anestesi dan pengisian form lembar assesmen sesuai tahapan Assesmen Pra Induksi mulai diterapkan oleh petugas anestesi, dan (f) Sudah dilakukan Evaluasi kegiatan Sosialisasi terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 37.5?n Praktik Assesmen Pra Anestesi diperoleh lebih dari 50% petugas anestesi melaksanakan assesmen sesuai tahapan assesmen pra induksi.
Terdapat 6 tahapan inovasi yang dilakukan antara lain: (1) Membuat draft rancangan kegiatan sosialisasi dan praktik assesmen pra anestesi kepada petugas anestesi, (2) Membuat video tahapan assesmen pra induksi, (3) Membuat Banner dan QR Code tentang tahapan assesmen pra induksi, (4) Melakukan sosialisasi tentang tahapan pelaksanaan assesmen pra anestesi dengan petugas anestesi, (5) Melakukan praktik assesmen pra anestesi sesuai tahapan assesmen pra induksi dengan melibatkan petugas anestesi kepada pasien diruang persiapan dan (6) Melakukan evalusi kegiatan.
Tujuan adanya inovasi:
- Mempermudah petugas anestesi dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait Tindakan Assesmen Pra Anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kabupaten Temanggung
- Meningkatkan standar pelayanan keselamatan pasien selama menjalani operasi atau anestesi, baik pada pra anestesi, intra anestesi dan pasca anestesi.
Manfaat adanya inovasi:
- Bagi Pegawai, yaitu untuk meningkatkan kompetensi mutu pelayanan kepada pasien/masyarakat khususnya keselamatan pasien sebelum tindakan pembiusan;
- Bagi RSUD, yaitu untuk meningkatkan sumberdaya yang professional serta meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan;
- Bagi pasien, yaitu untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan nyama sebelum tindakan pembiusan.
Hasil yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:
- Adanya Draft Rancangan Kegiatan Sosialisaasi dan Praktik Assesmen Pra Anestesi;
- Tersedianya media berupa video Tahapan Assesmen Pra Anestesi yang dapat mempermudah petugas dalam memahami tahapan assesmen pra induksi yang dapat diakses oleh teman sejawat melalui Chanel Youtube;
- Tersedianya Banner tahapan dan QR Code yang ada di Banner Assesmen yang ditempel di dinding Ruang Persiapan sebagai panduan Tindakan Assesmen Pra Induksi;
- Adanya hasil rekap data kuesioner pre post yaitu dari 8 Petugas Anestesi yang menjawab soal mengalami peningkatan pengetahuan sekitar 37.5%, dari presentase awal 46.25% menjadi 83,75%;
- Adanya hasil rekap data ceklist praktik assesmen yaitu evaluasi praktik dari 11 Petugas Anestesi yang melakukan Praktik lebih dari 50?ri mereka telah melakukan dan mendokumentasikan.