Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Puskesmas didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas Temanggung merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Temanggung dan merupakan puskesmas non rawat inap yang secara administratif mencakup 12 kelurahan dan 2 desa sebagai wilayah kerjanya. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas Temanggung, ditemukan sejumlah permasalahan, antara lain :
1. Rendahnya cakupan penemuan kasus Tuberculosis (TBC) di wilayah Puskesmas Temanggung;
2. Rendahnya pasien Hipertensi yang berobat secara teratur di wilayah kerja Puskesmas Temanggung;
3. Rendahnya cakupan kepesertaan JKN di wilayah Kerja Puskesmas Temanggung;
4. Rendahnya cakupan IKS (Indeks Keluarga Sehat) di wilayah kerja Puskesmas Temanggung;
5. Rendahnya keluarga yang bebas dari asap rokok di wilayah kerja Puskesmas Temanggung.
Dari kelima permasalahan di atas, yang menjadi prioritas penyelesaian adalah permasalahan rendahnya keluarga yang bebas dari asap rokok di wilayah kerja Puskesmas Temanggung. Merokok merupakan masalah lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan. Disebutkan juga bahwa merokok pada tahap awal dilakukan dengan teman sebayanya (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%), dan orang tua (14%). Ada 3 faktor penyebab merokok yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua dengan periaku merokok, dan pengaruh teman sebaya.
Di Kabupaten Temanggung, merokok bukan merupakan hal yang tabu lagi, karena memang Kabupaten Temanggung itu sendiri merupakan salah satu daerah terbesar penghasil tembakau di Indonesia, sehingga dapat di katakana kebiasaan merokok bagi masyarakat Kabupaten Temanggung sudah “membudaya” sejak lama. Berdasarkan data PIS-PK Puskesmas Temanggung tahun 2021 menunjukkan bahwa masih sedikit keluarga yang bebas asap rokok yaitu sebesar 45,39% yang artinya lebih dari setengahnya keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Temanggung merokok. Dalam rangka menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibuat inovasi Optimalisasi Pendampingan Kepada Keluarga yang Merokok Melalui Poli Berhenti Merokok Di Puskesmas Temanggung Kabupaten Temanggung.
Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan yaitu adanya pengembangan media promosi kesehatan secara luring maupun daring yang mengedepankan wawasan kebangsaan, dalam hal ini kemampuan sasaran dalam membaca, menguraikan, membiasakan, dan membangun budaya anti merokok.
Pada inovasi ini dilaksanakan 5 (lima) kegiatan yang terdiri dari:
1. Melakukan identifikasi budaya merokok di masyarakat;
2. Membuat dan menyebarluaskan media edukasi tentang bahaya merokok menggunakan media sosial Instagram;
3. Melaksanakan sosialisasi tentang bahaya merokok di wilayah kerja Puskesmas Temanggung;
4. Membuka layanan Konsultasi Berhenti Merokok secara daring dan luring di Puskesmas Temanggung;
5. Melakukan monitoring dan evaluasi layanan Konsultasi Berhenti Merokok di Puskesmas.
Tujuan inovasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran sasaran, terutama ada kelompok remaja sekolah, tentang bahaya merokok, dengan menggunakan metode dan media promosi kesehatan yang menarik dan inovatif.
Manfaat yang diperoleh dari adanya inovasi ini, yaitu :
1. Bagi Masyarakat, yaitu masyarakat lebih peduli akan kesehatannya dan mengetahui bahaya merokok bagi dirinya, kegiatan ini juga mendorong masyarakat untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih sehat dengan mengurangi atau tidak sama sekali merokok baik di lingkungan rumah maupun tempat lainnya.
2. Bagi Puskesmas, yaitu meningkatnya cakupan rumah tangga sehat bebas asap rokok dan capaian PISPK.
Hasil atau output dari kegiatan inovasi ini sebagai berikut:
1. Tersedianya intrumen kuisinoner tentang budaya merokok di keluarga/masyarakat ;
2. Tersedianya media edukasi berupa leaflet, poster, lembar balik serta materi penyuluhan tentang bahaya merokok;
3. Terbentuknya Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan sekolah (SMA Muhammadiyah 1 Temanggung);
4. Tersedianya Poli berhenti merokok di Puskesmas Temanggung;
5. Terlaksananya KIE secara person to person di poli berhenti merokok baik secara daring maupun luring.