Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari adalah tradisi tahunan yang kaya akan makna dan nilai budaya, diselenggarakan dengan penuh semangat oleh masyarakat Desa Mojosari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tradisi ini diadakan pada bulan Suro atau Muharram dalam penanggalan Jawa, bertepatan dengan awal tahun baru Islam. Grebeg Apem tidak hanya menjadi simbol kemakmuran dan kesederhanaan, tetapi juga mengandung nilai-nilai sosial dan spiritual yang mendalam.
Sejarah Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari berakar dari tradisi leluhur yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini dimulai sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai doa untuk menolak bala. Masyarakat percaya bahwa dengan melaksanakan Grebeg Apem, mereka dapat menghindarkan diri dari bencana dan mendapatkan berkah untuk tahun yang akan datang. Apem, kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan gula jawa, dipilih sebagai simbol dalam tradisi ini karena melambangkan kemakmuran, kesederhanaan, dan keikhlasan.
Pelaksanaan Grebeg Apem dimulai dengan persiapan gunungan apem, sebuah piramida yang terbuat dari ratusan apem yang ditumpuk dan dihiasi dengan berbagai dekorasi tradisional. Gunungan apem ini kemudian diarak keliling desa dalam sebuah kirab yang meriah. Kirab ini dimeriahkan dengan alunan musik tradisional Jawa, seperti gamelan dan angklung, serta diikuti oleh masyarakat desa dengan penuh antusias. Para peserta kirab mengenakan pakaian tradisional Jawa, menambah keindahan dan keagungan acara tersebut.
Setelah kirab selesai, gunungan apem dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang hadir. Momen ini menjadi puncak dari acara Grebeg Apem, di mana masyarakat dengan penuh semangat berebut apem yang diyakini membawa berkah dan keberuntungan. Kegembiraan dan kebersamaan sangat terasa dalam momen ini, mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat desa.
Selain sebagai tradisi kuliner, Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari memiliki makna budaya dan sosial yang sangat penting. Tradisi ini memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara warga desa, melestarikan warisan budaya leluhur, dan menumbuhkan rasa syukur atas limpahan rezeki. Grebeg Apem juga menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda, sehingga tradisi ini dapat terus dilestarikan.
Pemerintah setempat dan masyarakat Desa Mojosari terus berupaya melestarikan Grebeg Apem dengan berbagai cara, seperti melalui edukasi, dokumentasi, dan promosi budaya. Pemerintah seringkali mengadakan pelatihan dan workshop untuk para pemuda agar mereka dapat memahami dan melaksanakan tradisi ini dengan baik. Selain itu, Grebeg Apem juga dipromosikan sebagai daya tarik wisata budaya, menarik wisatawan untuk datang dan menyaksikan keunikan tradisi ini.
Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari menjadi bukti kekayaan budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Temanggung. Tradisi ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya dan sosial bagi masyarakat desa. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, masyarakat Desa Mojosari Bansari akan terus melestarikan Grebeg Apem sebagai bagian penting dari identitas budaya mereka. Tradisi ini mengajarkan bahwa kebersamaan dan rasa syukur adalah kunci untuk mencapai kemakmuran dan keberkahan dalam hidup.
Pengembangan inovasi Grebeg Apem Desa Mojosari di Bansari dilakukan untuk meningkatkan daya tarik wisata, menjaga keleestarian daerah, dan mendorong perekonomian masyarakat setempat.
Manfaat yang diperoleh dari proses pengembangan inovasi Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari:
- Dalam rangka pelestarian budaya dan tradisi lokal
- Peningkatan pekonomian lokal
- Mendorong kreativitas, inovasi, dan kesadaran budaya
Proses pengembangan inovasi Grebeg Apem Desa Mojosari Bansari telah menghasilkan berbagai hasil yang positif, baik bagi desa maupun masyarakatnya. Berikut beberapa contoh hasil yang dapat diamati seperti peningkatan kualitas tradisi, peningkatan perekonomian daerah, hingga pemberdayaan masyarakat.