Tembakau Temanggung memiliki cita rasa yang khas. Tembakau Temanggung
digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, pemberi rasa dan aroma. Tembakau
Temanggung dibudidayakan pada tujuh sentra produksi yaitu Lamuk, Lamsi, Paksi,
Toalo, Tionggang, Swanbing, dan Kidulan. Sedangkan varietas lain yang
dibudidayakan selain Kemloko, juga ditemukan varietas jenis Mantili, Pelus, dan
BAT (Bako Anti Teler). Batas masing-masing sentra produksi masih kualitatif.
Batas-batas kualitatif sentra produksi perlu diidentifikasi, baik dalam hal
karakteristik lahan maupun mutu tembakau yang dihasilkan. Tujuannya antara lain
untuk memetakan batas sentra-sentra mutu tembakau Temanggung, mengetahui
karakteristik lahan di masing-masing sentra mutu, dan untuk mengidentifikasi
mutu tembakau dan dominasi varietas di masing-masing sentra produksi.
Metodologi yang digunakan untuk pemetaan karakteristik tembakau, yaitu
survei lahan dan tanaman di sentra-sentra produksi, pengambilan sampel tanah
dan tembakau di 72 titik yang tersebar di sentra-sentra produksi, dan survei
usaha tani di setiap titik pengambilan sampel. Sifat fisik tanah yang
diperlukan yaitu dilihat dari tekstur tanah, permeabilitas tanah, dan berat isi
tanah. Sedangkan sifat kimia tanah ditentukan oleh pH tanah, kadar C organik,
kadar K total, kadar P total, dan kadar K dapat ditukar.
Sebaran varietas tembakau di Temanggung, untuk sentra Lamuk varietasnya 100
% Kemloko, sentra Tiongang varietasnya 60 % Kemloko dan G. Boyolali 40 %,
sentra Lamsi varietasnya Kemloko 60 %, G. Boyolali 20 %, BAT 15 % dan Mantili 5
%. Sedangkan untuk sentra Paksi varietasnya Kemloko 40 %, G. Boyolali 30 %,
sentra Lamuk kw, varietasnya Kemloko 70 %, Semarang 15 %, dan Ngablak 15 %.
Untuk sentra Kidulan, varietasnya Kemloko 80 %, Ngablak SUlaiman 10 %, dan
Ngablak Sedong 10 %, sentra Swan Bing, varietasnya Mantili 70 %, Kenongo 15 %,
Mangkuni 10 %, dan Boyolali 5 %, sentra Sawah varietasnya Kemloko 80 %, G.
Boyolali 15 %, Mantili 3 %, dan Kenongo 2 %, serta sentra Tualo varietasnya G.
Boyolali 70 %, Kemloko 20 %, G. Paijo 8 %, dan Pelusi 2 %. Varietas yang
berkembang di Kabupaten Temanggung adalah jenis Mantili, Mangkuni, Gober Paijo,
Gober Pelus, dan Ngablak, dengan karakteristik yang berbeda-beda. (YA/Stl)