Detail Informasi

Novel besutan dari Adhitya Mulya ini merupakan salah satu novel best seller yang ada di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli tahun 2016 novel ini telah dirilis ke layar lebar. Dalam novel ini, Adhitya menceritakan tentang perjuangan orang tua dalam membesarkan kedua anaknya. Adalah Gunawan seorang ayah yang divonis mengidap kanker dan diprediksikan hanya dapt bertahan hidup selama 1 tahun. Sebelum meninggal Gunawan bersama istrinya Itje bekerjasama untuk membuat vidio yang kelak akan diberikan kepada kedua anak mereka (Satya dan Cakra). Mulai dari sudah terlihat, pak Gunawan adalah sosok visioner yang merencanakan semuanya dengan baik. Vidio yang dibuat bersama dengan istrinya sudah dibagi per renang usia, dalam cover vidio tersebut diberi judul berbeda-beda. Misalnya, untuk Satya saat remaja, untuk Cakra saat akan menikah bahkan sudah disiapkan vidio ketika kedua anaknya telah memiliki anak. Dalam sisa waktu hidup yang dimiliki pak Gunawan, beliau sudah mempersiapkan investasi yang kelak akan membuat istri dan anak-anaknya tidak terlantar.

Melalui novel ini, kita seolah diajak untuk memiliki perencanaan yang matang meskipun di skala organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga. Bagaimana seorang laki-laki mampu menjadi pemimpin yang visioner dan penuh perencanaan. Novel Sabtu Bersama Bapak sangat cocok dibaca oleh lajang yang sedang menyiapkan pernikahan, pasangan muda, dan orang tua. Melalui dialog yang disampaikan dengan sangat apik oleh Adhitya Mulya ini kita dapat mengambil beberapa pelajaran, terutama dalam hal membuat perencanaan hidup.


Perencanaan Hidup Sejak Dini
"Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian merencanakan dengan baik. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian rajin dan tidak menyerah. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Tapi mimpi tanpa rencana action hanya akan membuat anak istri kalian lapar. Kejar mimpi kalian. Rencanakan. Kerjakan. Kasih Deadline"

Pada video yang disampaikan oleh Pak Gunawan kepada kedua anaknya tersebut, beliau memberikan nasihat agar kedua anaknya memiliki visi hidup yang jelas dan rencana yang matang untuk meraihnya. Dengan kata lain, Pak Gunawan sudah mengajari anak-anaknya agar memliki Rencana Jangka Menengah dan Jangka Panjang untuk hidup mereka. 

Perencanaan Pernikahan
"Planning is everything... bukan berarti seseorang harus kaya dulu sebelum nikah, Tapi kalian harus punya rencana. Punya persiapan. Menikah itu banyak tanggung jawabnya. Rencanakan. Rencanakan untuk kalian. Rencanakan untuk anak-anak kalian"

Pesan inilah yang menjadikan putra bungsu Pak Gunawan belum menikah di usia 30 tahun. Bukannya tidak mau menikah, tetapi dia ingin mempersiapkan segala sesuatunya dengan lengkap sebelum menikah. Putra bungsu Pak Gunawan benar-benar menyiapkan semuanya dengan matang dan baik. Memang keindahan berumah tangga itu salah satunya saat bisa menikmati perjuangan bersama, tetapi apakah kita rela membiarkan orang yang kita cintai merasakan penderitaan?. Petikan kalimat ini sangat cocok untuk dijadikan perenungan bagi orang yang belum menikah. Bagaimana dalam rencana jangka panjang rumah tangganya kelak sudah tersusun sebelum dia menikah. Dia sudah membayangkan menghidupi anak-anaknya kelak, menyiapkan investasi untuk hari tua dan sebagainya.

Perencanaan Hari Tua
"Waktu dulu kita jadi anak, kita ga nyusahn orang tua. Nanti kalau kita sudah tua, kita ga usah nyusahin anak". 
Pesan tersebut disampaikan Pak Gunawan kepada Ibu Itje. Hal inilah yang membuat bu Itje semangat untuk menjalani hidup, bahkan di masa tuanya Bu Itje masih tetap prosuktif dengan memilki 8 warung makan. Ketika bu Itje divonis sakit kanker dia bisa membiayai operasi yang dilakukannya dengan biaya sendiri. Bahkan dia tetap bisa memberikan gaji kepada karyawan warung yang dipimpinnya.

Seandainya saja seluruh kepala rumah tangga memilki rencana yang matang bisa jadi angka kemiskinan di Indonesia dapat berkurang. Perencanaan yang matang dalam membangun keluarga dapat menjadi jalan dalam memutus mata rantai kemiskinan. (tan/sos)