Kabupaten Temanggung selain terkenal dengan Tembakau dan Kopinya, juga terkenal akan seni dan budanya, salah satu keseniaan yang unik dan merupakan warisan dari pendahulunya, yaitu kesenian Thethek Bengek. Thethek Bengek merupakan kesenian masyarakat secara turun-temurun dan berkembang di Dusun Badran Kidul, Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Yang melatarbelakangi lahirnya kesenian tersebut Terinspirasi dari kisah masa lampau tentang masyarakat di daerah pedesaan atau pegunungan yang umumnya menyukai aktivitas berburu. Dimana dalam tarian tersebut menceritakan kisah seorang pemburu yang bertemu dengan dengan harimau buas di hutan. Seorang pemburu yang melihat buruan itu berpikir bagaimana cara menangkap harimau itu, setelah beberapa saat, pemburu itu menemukan cara untuk menangkapnya yaitu dengan menabuh aneka ragam alat yang mereka bawa atau mereka temukan di hutan. Lalu mereka menari-nari di depan harimau itu. Karena terpikat oleh suara tabuhan dan gerak tari para pemburu, harimau pun sejenak larut dalam tarian dan akhirnya dapat ditangkap dan diikat oleh para pemburu. Sadar bahwa dirinya telah diikat, harimau itu mencoba berontak. Ia berusaha lari, meronta-ronta, dan mengamuk agar bisa terlepas dari jeratan tali. Namun, usahanya itu tetap gagal.
Nama Thethek Bengek diambil dari macam-macam alat tabuh yang digunakan untuk mengelabui harimau buas seperti cerita di atas. Maka, istilah thethek bengek bisa diartikan sebagai sesuatu yang bermacam-macam, pernak-pernik, aneka ragam, atau aneka macam. Tarian ini dimainkan oleh seorang berpakaian menyerupai harimau, seorang pemegang tali, 2 orang pemain barong harimau, dan beberapa orang pemain topeng. Alat musik yang digunakan pada kesenian Thethek Bengek saat ini adalah bedhug, bendhe, terbang, dan beberapa alat dari logam. Para penabuh memakai pakaian yang menggambarkan masyarakat pedesaan di Jawa pada zaman dahulu seperti baju surjan, celana pendek ¾, dan ikat kepala atau blangkon.
Thethek Bengek sering ditampilkan di berbagai acara seperti hajatan, festival, merti desa, dan lain-lain. Sampai sekarang tarian ini dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus di Badran, Kranggan, Temanggung.