Sawut merupakan kuliner khas Temanggung yang memiliki rasa yang manis, lezat, dan gurih. Sawut berasal dari bahasa jawa, yaitu ?mawut? yang berarti berantakan. Sawut merupakan kuliner berbahan dasar singkong dan memiliki tekstur yang kenyal. Awalnya, sawut merupakan makanan yang digunakan sebagai pengganti beras. Sawut disajikan dengan cara dicetak lalu diiris kotak dengan ukuran 8 cm x 9 cm.
Salah satu Desa penghasil sawut yang berada di Kabupaten Temanggung adalah Desa Pateken yang berada di Kecamatan Wonoboyo. Daerah tersebut telah menjadi daerah penghasil sawut sejak lama dan memiliki resep jitu yang diturunkan secara turun temurun antar generasi. Selain itu, Desa Pateken juga merupakan satu-satunya Desa di Kabupaten Temanggung yang memproduksi sawut. Meskipun setiap hari memproduksi sawut, produsen sawut di Desa Pateken tidak pernah mengalami kekurangan bahan baku karena terdapat banyak petani disana yang menanam singkong.
Cara pengolahan sawut cukup mudah. Singkong yang sudah dikupas kemudian diparut menggunakan onkrok, sebuah alat parutan yang dirancang khusus untuk singkong. Setelah selesai diparut, singkong kemudian diberi gula. Agar tampilannya menarik, sawut dapat diberi pewarna makanan yang tidak berbahaya. Setelah pewarna makanan merata, singkong yang telah diparut tadi kemudian dikukus hingga matang dan bertekstur kenyal. Setelah dikukus, sawut kemudian ditaburi dengan parutan kelapa untuk memberikan sensasi gurih dan sawut pun siap disajikan.
Sawut biasanya disantap saat pagi hari sebagai pelengkap minum teh. Sawut dapat didapatkan di Desa Pateken Kecamatan Wonoboyo maupun di pasar tradisional di daerah Temanggung. Harga kuliner khas Temanggung ini cukup terjangkau, yaitu hanya sekitar Rp2.000 dan pembeli sudah mendapatkan 3 biji sawut. Sawut pun dikemas dengan sederhana, yaitu dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan talinya menggunakan bambu muda yang diiris tipis.
Sawut awalnya diperjualbelikan oleh kaum laki-laki yang memasarkan sawut ke luar desa dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk bakul yang digunakan sebagai bakul berukuran tanggung. Bakul tersebut kemudian dipikul dan diperjualbelikan dengan cara berkeliling dari desa ke desa. Namun, seiring berkembangnya zaman, sawut kini dapat dibeli di pasar atau melalui platform online. Adanya platform online tersebut juga membantu meningkatkan penjualan serta perekonomian produsen sawut. Harapannya, sawut akan menjadi salah satu kuliner dari Kabupaten Temanggung yang tetap populer dan tidak pudar seiring dengan berkembangnya zaman.